search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Demokrat Bali Ragukan Kebenaran Survey Pilkada Serentak Versi PDIP
Minggu, 29 November 2015, 05:05 WITA Follow
image

beritabali.com/file

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Ekspos hasil survey yang mengklaim Kandidat PDIP unggul di semua Pilkada yang diungkapkan oleh Ketua DPD PDIP, Wayan Koster dicibir kubu lawan. Bahkan, Partai Demokrat yang menjadi rival PDIP dalam Pilkada serentak di Bali ini, menantang kebenaran survey berbasis TPS PDIP yang menyebutkan hasilnya diatas 70 persen.
 
"Itu survey bogbog (bohong) bisa 70 persen itu gimana? Buktikan tanggal 9 Desember nanti. Saya berani taruhan tidak ada itu sampai 70 persen. Kalau untuk kandidat di Kabupaten Jembrana mungkin bisa 70 persen. Kalau itu saya percaya, kalo Badung sampai 70 persen rasanya tidak mungkin. Karena saya sempat menanyakan survey balian sakti tidak ada hasil survey seperti itu terlihat," ujar Wakil Ketua DPD Demokrat Bali, I Nengah Pringgo saat dihubungi, Sabtu (29/11/2015).
 
Menurut orang dekat SBY ini, hasil survey itu harus dipertanggungjawabkan kebenarannya sesuai dengan kenyataan di lapangan. Ekspos survey seperti itu, jangan hanya membuat suasana gaduh dan mengganggu ketenangan di masyarakat dengan saling klaim kemenangan lewat hasil survey. 
 
"Kita harus berbicara realitas dan minimal mendekati hasilnya. Jangan bikin masyarakat heboh seperti itu. Sama dengan di Bangli tidak mungkin surveynya seperti itu, karena kita berada posisinya diatas sesuai dengan survey Saiful Mujani. Hasilnya tidak perlu kita ungkap tapi hasilnya lebih tinggi dari PDIP dan hasilnya bisa dipertanggungjawabkan," sidirnya.
 
Politisi asal Karangasem itu yakin tujuan PDIP mengespos hasil survey mendekati masa pencoblosan hanya untuk merekrut dan menggiring suara yang masih mengambang, terutama dari suara PNS (Pegawai negari sipil) agar bersikap mendukung dan suara yang belum menentukan sikap pilihan (swing voter) agar juga ikut mendukung jagoan PDIP dalam Pilkada nanti. 
 
"Tapi khan masyarakat sudah cerdas dan tidak tergerus oleh cara-cara seperti itu. Itu cara-cara bahula dan tidak cocok diterapkan seperti sekarang. Padahal seperti di Badung 80 persen PNS malah sudah merapat ke Badung Bagus," akunya.
 
 
Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta juga berpandangan sama. Ia mengaku untuk di internal KBM juga melakukan survey internal, seperti di Badung malah di setiap TPS ada 7 orang yang bertugas diantaranya 2 orang saksi dan sisanya 5 orang sebagai penggerak pemilih. Dibandingkan dengan PDIP hanya 2 saksi di masing-masing TPS. 
 
"Mereka hanya melakukan maping dan pemetaan untuk survey internal. Harusnya khan melakukan survey dengan tim survey independen yang kredibel. Sebab jika menggunakan survey internal hanya ABS (Asal Bapak Senang) saja," jelasnya.
 
Namun sayang, Mudarta enggan membocorkan hasil surveynya dalam Pilkada. Ia hanya memberi isyarat jika hasil surveynya di Badung posisi kandidat nomor urut 2 trendnya tetap naik, sementara kandidat lawan menurun. Jika survey PDIP itu hasilnya 70 persen, menurut KBM survey itu dari hasil gabungan suara partai pendukung bukan hasil survey. Oleh karena itu kandidat Badung Bagus surveynya berada diposisi aman dan suara yang belum menentukan sikap pilihan (swing voter) masih posisi 23 persen. 
 
"Itu kan hitung-hitungan internalnya kita tidak mau menanggapi itu. tapi dari 23 persen swing voter di Pilkada serentak, sekitar 40 persen akan menentukan sikap saat kampanye dan sisanya 60 menetukan sikap saat melakukan pencoblosan suara. Itu yang akan menentukan siapa yang menjadi pemenang di Pilkada Badung," tegasnya.
 
Selama ini, sambung Mudarta, hasil survey yang dilakukan KBM menggunakan dua pola pendekatan, yakni survey di internal yang dilakukan oleh petugas di TPS plus lembaga survey kredibel tingkat nasional. Lalu berdasarkan kedua survey tersebut dibuatkan rata-rata hasil surveynya. 
 
"Jadinya tidak mungkin survey yang diekspos PDIP seperti itu, karena pemenangnya akan ditentukan oleh suara yang belum menentukan sikap pilihannya. Siapa yang bisa merebut suara yang belum menentukan sikap (swing voter) itulah yang akan memenangkan pemilu. Itu yang menjadi penentu kemenangan Pilkada, khususnya di Badung," tutupnya.[bbn/dws]

Reporter: bbn/eng



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami