search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wisata Liar Marak, Obyek Wisata Resmi di Bedugul Terancam Bangkrut
Selasa, 22 Maret 2016, 07:05 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Obyek Wisata Bedugul, Baturuti, Tabanan, terancam bangkrut karena sepi kunjungan. Maraknya obyek wisata liar tak berijin yang dibuka oleh pribadi, menjadi penyebab utama. 
 
Hal ini terungkap saat sidak gabungan Komisi II dan Komisi III DPRD Tabanan ke kawasan Wisata Bedugul, Baturuti, Senin, (21/03/2016). 
 
Dalam kesempatan tersebut, pengelola wisata Bedugul, Wayan Purnayasa, menyampaikan beberapa penyebab sehingga kawasan wisata Bedugul yang dikelolanya menjadi sepi. 
 
“Dulu kami memiliki 82 karyawan, kini hanya tinggal 8 orang karena tidak ada pengunjung,” keluhnya. 
 
Atas sepinya kawasan bedudul dari wisatawan kata dia pemerintah dan dirinya dirugikan tidak sedikit. 
 
“Kerugian pemerintah dari sepinya kawasan ini bermilyar-milyar, begitu juga kami sudah tidak terhitung,” ucapnya. 
 
Dijelaskan, sepinya kawasan bedugul itu tidak lain lantaran banyaknya kawasan wisata milik pribadi dan tidak berijin di wilayah tersebut. 
 
“Bapak bisa lihat di sana ada 3 kawasan wisata baru yang tidak berijin dan milik pribadi, akibatnya kawasan Bedugul yang notabene  milik pemerintah ini sepi,” akunya. 
 
Sepinya kawasan Bedugul itu lantaran wisatawan memilih berwisata di tiga tempat milik pribadi tersebut. Alasannya sederhana, kalau masuk ke kawasan wisata Bedugul milik pemerintah itu wisatawan harus bayar per kepala Rp. 15.000, dan juga kena biaya parkir. Sedangkan untuk masuk ke kawasan wisata milik pribadi itu ternyata tidak bayar per kepala dan hanya dikenakan biaya parkir kendaraan saja. 
 
“Jika ingin mengembalikan kawasan Bedugul ini rame seperti dulu hanya dua solusinya, yakni tutup kawasan wisata milik pribadi itu, atau mereka juga masuk ke sana harus bayar dan ada setoran ke pemda,” ucapnya.
 
Selain soal munculnya kawasan wisata pribadi tersebut kendala lain kata Purnayasa soal jalan masuk. 
 
“Bapak boleh lihat jalan masuk ke kawasan ini, sulit tikungan, ditambah lagi ada patung polisi dengan tangan seolah-olah mengarahkan ke tempat lain,” jelasnya. 
 
Selain itu, bagunan di kawasan bedugul sudah perlu ditata ulang. 
 
“Intinya jika semua kendala ini bisa segera diselesaikan saya kita pendapatan daerah akan kembali ngecor (mengalir),” ucap Purnayasa.
 
Adapun tiga kawasan wisata yang diduga dikelola pribadi dan hanya mengenakan tiket parkir kendaraan tersebut adalah kawasan wisata Puncak Indah Bratan,kawasan Bratan Indah Serasi yang berlokasi di eks Taliwang depan mesjid, serta kawasan wisata Parkir mentari yang berlokasi di depan restaurant Mentari.
 
Atas hal itu beberapa anggota DPRD seperti I Nyoman Suta, dan I Gusti Ngurah Mayun menegaskan eksekutif dan legislatif harus tegas. 
 
 
“Untuk memperbaiki Bedugul kita harus tegas terhadap wisata milik pribadi yang tidak berijin tersebut, masalahnya kita berani ndak, sekarang ini saya tantang temen-temen di legislatif dan eksekutif untuk bertindak tegas, kita tutup semua yang tidak beres dan tidak berijin,” tegas Mayun dengan suara lantang.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami