search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Katak Mini Seukuran Ujung Jari Ditemukan di India
Jumat, 24 Februari 2017, 06:00 WITA Follow
image

ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Beritabali.com, New Delhi. Katak jenis baru yang memiliki ukuran sangat kecil, bahkan bisa bertengger di ujung jari manusia, ditemukan di hutan-hutan India.
BBC melaporkan, katak yang tergolong terkecil di dunia ini hidup di dasar hutan dan bersuara seperti serangga di malam hari.
 
Para ilmuwan menemukan spesies baru itu setelah beberapa tahun melakukan eksplorasi di hutan Kerala dan Tamil Nadu.
 
[pilihan-redaksi]
Hutan di kawasan pegunungan yang membentang paralel dengan garis pantai barat India itu dikenal memang dihuni oleh ratusan jenis flora dan fauna yang terancam punah.
 
"Katak kecil ini bisa bertengger dengan nyaman pada koin atau kuku. Kami terkejut menemukan bahwa hewan ukuran mini ini ternyata melimpah dan cukup umum secara lokal. Mereka mungkin terabaikan oleh para peneliti karena ukurannya yang sangat kecil, habitat rahasia, dan suaranya seperti serangga," kata Sonali Garg dari Universitas Delhi, salah satu tim penemu spesies baru tersebut.`
 
Kelompok katak malam, Nyctibatrachus, sebelumnya memiliki 28 spesies yang sudah terdaftar. Tiga di antaranya berukuran sangat mini, kurang dari 18 mm.
 
Spesies baru ini diidentifikasi melalui studi DNA, ciri-ciri fisik dan pola suara. Kelompok katak itu adalah asli Ghats Barat India, merupakan keturunan dari suatu keluarga katak purba yang muncul 70-80 juta tahun silam.
 
Sebagian besar katak jenis baru itu hidup dekat dengan wilayah tempat tinggal manusia, di luar habitat yang dilindungi.
 
Profesor SD Biju dari Universitas Delhi, yang memimpin penelitian, telah menemukan lebih dari 80 spesies baru amfibi dari India.
 
[pilihan-redaksi2]
"Lebih dari 32%, yang merupakan sepertiga spesies katak di Ghats Barat sudah terancam punah. Dari tujuh spesies baru yang ditemukan, lima di antaranya menghadapi ancaman terkait kegiatan manusia, ancaman antropogenik dan memerlukan prioritas konservasi segera," imbuhnya.
 
Sementara itu, Dr Laurence Jarvis, kepala konservasi dari sebuah lembaga di Inggris, Froglife, mengatakan temuan itu signifikan secara global.
 
"Wilayah yang sangat kaya dengan keanekaragaman hayati ini mengandung banyak spesies amfibi unik, dan daerah itu terancam akibat meningkatnya gangguan manusia. Penemuan spesies baru akan meningkatkan pemahaman kita tentang prioritas konservasi untuk amfibi di wilayah tersebut," tambah Dr Jarvis. [bbn/idc/wrt]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami