KPI : Kebutuhan Tinggi, Indonesia Masih Kekurangan Sekolah Pelaut
Jumat, 26 Mei 2017,
12:06 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Kebutuhan tenaga kerja pelaut khususnya dibidang maritim dan navigasi di Indonesia masih sangat tinggi. Namun pemenuhan kebutuhan tenaga kerja pelaut ini masih terkendala ketersediaan sekolah atau lembaga pendidikan pelaut.
Hal ini disampaikan Ketua KPI Bali yang juga Wakil Presiden Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI), I Dewa Nyoman Budiasa, di Bali Seaferers Centre, jalan Hayam Wuruk Denpasar, belum lama ini.
[pilihan-redaksi]
"Kapal-kapal di Indonesia saat ini masih kesulitan mencari tenaga pelaut profesional di bidang maritim dan navigasi. Ini karena pendidikan untuk mencetak pelaut belum terintegrasi. Sekolah untuk pelaut masih sangat jarang, khususnya sekolah yang setara akademi atau sekolah tinggi, masih terbatas di beberapa daerah. Kalaupun didirikan akademi pelaut, untuk mencari tenaga pengajar luar biasa sulitnya,"ujar Dewa yang juga pernah bekerja di kapal pesiar luar negeri di era tahun 90 an ini.
Departemen Perhubungan, dalam hal ini Dirjen Perhubungan Laut, kata Dewa, harus mengatasi masalah ini, agar kedepan makin banyak sekolah atau akademi di Indonesia yang bisa mencetak para pelaut handal.
"Ini harus dibedah, kenapa sekolah pelaut masih kurang. Tenaga kerja pelaut Indonesia digemari di luar negeri, tapi kenapa tenaga pelaut di khususnya di bidang navigasi masih sangat kurang, harus dicari solusinya," ujar I Dewa Nyoman Budiasa.
[pilihan-redaksi2]
Dewa Budiasa mengakui, banyak investor yang berminat mendirikan sekolah pelayaran khususnya di Bali. Namun keinginan ini terkendala keterbatasan tenaga pengajar.
"Itu (tenaga pengajar) yang sulit. Di satu sisi kebutuhan pasar tenaga kerja maritim dan navigasi sangat banyak, tapi di sisi lain ada kendala di bidang lembaga pendidikannya,"ujar pemilik tempat wisata Istana Taman Jepun Denpasar ini.
Dewa berharap pemerintahan di era Presiden Jokowi melakukan gebrakan dengan membuka seluas luasnya sekolah atau lembaga pendidikan di bidang maritim.
"Di Bali sendiri banyak yang ingin belajar tentang dunia maritim dan navigasi, tapi di Bali tidak ada sekolahnya, harus sekolah keluar daerah. Akhirnya banyak perusahaan di dalam negeri yang mencarter kapal asing bersama pelaut asingnya dan itu sudah terjadi,"pungkasnya. [bbn/psk]
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: -