search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Warga Zona Bahaya Pulang Rayakan "Tumpek Atag"
Sabtu, 7 Oktober 2017, 20:05 WITA Follow
image

beritabalicom

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Beritabali.com, Karangasem. Meskipun Gunung Agung saat ini berstatus awas, Desa yang sehari-hari sepi bak desa mati, pagi ini nampak ramai. Banyak warga berseliweran membawa sesajen untuk melakukan prosesi “ngatag” ke kebunnya masing-masing.
 
Kaki-kaki Galungan bin selae, nged… nged… nged…” sebuah kata sarat dengan makna yang diucapkan pada saat melakukan prosesi Ngatag. Prosesi tersebut berlangsung setiap enam bulan sekali tepatnya 25 hari menjelang hari raya Galungan yang disebut dengan “Tumpek Uduh” atau disebut juga “Tumpek Atag” otonannya tumbuh-tumbuhan.
 
“Saya sengaja pulang hari ini untuk ngatag ke kebun,” kata Ni Kadek Widianti, salah satu warga Dusun Geriana Kangin saat melakukan ritual “ngatag”.
 
Dirinya mengakui cukup was-was, pasalnya sejak tadi pagi selain diguyur hujan deras juga dikagetkan dengan guncangan gempa yang lumayan terasa. Dirinya sengaja pulang dari tempat pengungsian hanya untuk melakukan prosesi enam bulanan tersebut.
 
Prosesi ngatag sendiri dilakukan di kebun-kebun warga menggunakan berbagai sarana seperti, tipat taluh yang di dalamnya berisi campuran bubur, samsam segau dan jajan kelepon. Samsam segau sendiri terbuat dari daun temen, daun dapdap, kunyin dan beras. 
 
Nantinya tipat taluh dengan campurannya tersebut di selipkan pada tubuh pohon yang sudah di pasangi daun ambu sebelumnya. Setelah itu, batang pohon dipukul-pukul menggunakan perabotan berkebun seperti sabit dan dibacakan mantra seperti di atas. Setelah itu, kemudian dilanjutkan dengan prosesi melemparkan jajan kelepon ke arah pohon.
 
Menurut kepercayaan, ritual ini dilakukan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada tuhan atas berkat dan limpahan hasil kebun yang diperoleh selama ini. Ritual ini juga bertujuan untuk mendoakan agar nanti menjelang hari raya Galungan hasil kebun melimpah sehingga bisa dipakai sebagai perlengkapan banten upacara nanti.[bbn/igs/psk] 

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami