search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
BPS: Waspadai Isyarat Inflasi per Tahun Bali Lebih Besar dari Nasional
Selasa, 2 Oktober 2018, 07:55 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com,Denpasar. Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Bali menghimbau Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali untuk mewaspadai adanya isyarat inflasi wilayah Denpasar yang melonjak secara kumulatif dari tahun ke tahun September yakni Denpasar sebesar 3,61% dan Singaraja 3,54% lebih besar dari rata-rata nasional 2,88%.
 
[pilihan-redaksi]
Kepala BPS provinsi Bali, Adi Nugroho mengatakan jika sebelumnya secara kumulatif dari tahun ke tahun inflasi di Bali berada di posisi di bawah nasional, maka untuk tahun ini menginsyaratkan adanya posisi di atas nasional. Untuk itu, kata dia hendaknya isyarat ini merupakan bentuk peringatan agar dapat ditindaklanjuti oleh pihak terkait dalam upaya mengendalikan laju inflasi daerah agar tidak membebani inflasi rata-rata nasional.
 
"Perlu dikaji lebih dalam lagi apakah sedang ada gangguan distribusi atau produksi sehingga dapat diketahui identifikasi persoalannya dan upaya antisipasinya," ujarnya saat penyampaian Berita Resmi Statistik (BRS), Senin (1/10).
 
September Deflasi 0,52%
 
Sementara itu berdasarkan hasil pemantauan bulan September 2018 kota Denpasar mengalami deflasi 0,52% dengan indeks harga konsumen (IHK 2012=100) sebesar 130,18. BPS provinsi Bali mencatat deflasi disumbangkan oleh bahan makanan sebesar 0,5470%; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,0738%; serta kelompok sandang sebesar 0,0403%.
 
[pilihan-redaksi2]
Sedangkan kelompok pengeluaran yang tercatat memberikan andil inflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,0613%; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,0479%; kelompok kesehatan sebesar 0,0245%; serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,0110%.
 
Jika dilihat dari komoditasnya yang cenderung mengalami penurunan pada bulan September 2018 diantaranya daging ayam ras, cabai rawit, bawang merah, cabai merah, ikan tongkol/ambu-ambu, buncis, beras dan tarif angkutan udara. Untuk komoditas yang tercatat mengalami peningkatan harga atau memberikan sumbangan inflasi antara lain; tarif pendidikan akademi/perguruan tinggi, semen. pasta gigi dan pisang. (bbn/rob)

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami