search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Motor "Veda" Diprotes, Produsen Akan Ganti Nama Agar Tak Jadi Konflik
Kamis, 16 Januari 2020, 07:30 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Menanggapi polemik soal penamaan motor listrik Veda, Andri Wijaya, Operational Manager Electric Vehicle Indonesia ( Elvindo), mengatakan pihaknya akan mengubah nama model motor listrik "Veda" agar tak menimbulkan konflik di tengah masyarakat.

"Untuk Veda memang belum kita "launch" dan belum menjadi nama resmi, dan saat ini sudah kita "take out" juga, agar tidak menjadi polemik di masyarakat," kata Andri seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (15/1/2020). 

Andri mengatakan, Elvindo sebenarnya memiliki niat baik yaitu ingin memperkenalkan budaya Indonesia ke masyarakat luas. Andri tak menampik kemungkinan untuk mengubah nama agar tidak ada konflik. 

"Elvindo sebenarnya memiliki niat baik, ingin memperkenalkan budaya Indonesia ke masyarakat, namun bila ada pihak-pihak yang kurang berkenan, Elvindo pastinya akan menerima masukan-masukan tersebut," katanya.   

Andri Wijaya mengatakan, pihaknya tidak bermaksud menyinggung pihak manapun. Elvindo Veda pun belum meluncur dan belum ditetapkan menjadi nama resmi. 

Motor listrik yang diberi nama "Veda" ini mendapat protes dari berbagai komponen masyarakat.

Puskor Hindunesia misalnya secara lembaga menentang penggunaan simbol, nama dan aksara suci yang digunakan sebagai nama produk ataupun jasa komersial. 

Ida Bagus Susena, Ketua Puskor Hindunesia mengatakan hal ini karena pihaknya menjaga segala bentuk implementasi dasar spirit ajaran Hindu, yakni Satyam (kebenaran), Siwam (Kesucian) dan Sundaram (Etika, Norma & Keindahan). 

Ketiganya, menurutnya, selain menjadi spirit juga mencerminkan kompleksitas dan kesempurnaan ajaran Hindu, juga sebagai Sanatana Dharma, kebenaran abadi. Siapapun dan institusi apapun di negara ini, lanjutnya, tidak bisa dengan seenaknya menggunakan nama-nama dan simbol yang terkait dengan Hindu. 

Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) juga melayangkan protes keberatan atas penggunaan nama kitab suci sebagai nama produk kendaraan bermotor tersebut.

"Kami sudah layangkan surat protes kepada PT. Indo Jaya Motor (Elvindo). Kami sampaikan keberatan dengan penamaan tersebut” ujar I Kadek Andre, Ketua Presidium Pimpinan Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI).

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami