search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sejarah Perjuangan Kemerdekaan di Tihingan (1): Cap Jempol Darah Dukung Republik
Selasa, 18 Agustus 2020, 13:50 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Masyarakat Desa Tihingan yang pada umumnya sejak dahulu telah menekuni kegiatan dalam bidang industri gamelan atau gong sebagai mata pencaharian, ternyata memiliki beberapa sifat yang agak menonjol dalam beberapa hal, misalnya: kelincahan, dinamis, kritis dan keterbukaan. 

[pilihan-redaksi]
Sifat-sifat tersebut sangat mungkin disebabkan oleh kehidupan setiap hari yang sering bergaul dengan pihak luar, baik melalui kebiasaan menerima tamu maupun sebaliknya bepergian ke luar desa atau kabupaten untuk berbagai kepentingan, utamanya yang bertalian dengan industri gong. Kondisi yang demikian tanpa terasa makin lama makin berkembang dan pada satu periode tertentu telah menumbuhkan jiwa nasionalis, cinta bangsa, cinta tanah air serta berkembang sesuai dengan kemajuan jaman.

Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang bergema ke seluruh pelosok tanah air telah menggetarkan jiwa nasionalis dan patriotik dalam dada putra-putri bangsa Indonesia. Bagi Desa Tihingan yang kondisi masyarakatnya sebagaimana diuraikan di depan, getaran semangat proklamasi dan hangatnya denyut kemerdekaan meramat dengan cepat dalam waktu relatif singkat. 

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: hubungan keluar desa/daerah yang berjalan lancar dan berkesinambungan. Adanya beberapa warga masyarakat yang bertugas di luar Kabupaten Klungkung (Wayan Cakranegara guru di SR Bangli dan Nyoman Bebas guru di SR Buleleng).

Melalui kedua unsur itulah yang bagaikan transformater mengalir informasi-informasi dari luar Kabupaten Klungkung, informasi yang bernafaskan semangat kemerdekaan, informasi yang menghidupkan jiwa nasionalisme serta menggelorakan semangat perjuangan di kalangan masyarakat Desa Tihingan. Dalam jangka waktu singkat telah terjaadi beberapa kegiatan sebagai wujud nyata betapa hidup berkobarnya semangat atau jiwa perjuangan.
 
Sekitar bulan September 1945 berangkat ke Denpasar I Wayan Cakranegara, Nyoman Bebas, Nyoman Kondra, Ida Bagus Ngurah Gog, Wayan Suji bersama rombongan dari Klungkung lainnya menghadiri rapat umum pertama di Bali, yaitu pembentukan BKR (Bada Keamanan Rakyat) Daerah Bali. Sebelum berangkat ke Denpasar berkumpul di depan kantor PU Klungkung.

Sebulan kemudian sekitar bulan Oktober 1945, I Nyoman Kondra yang telah mendaftar sebagai anggota Komite Nasional Indonesia (KNI) menghadiri rapat umum yang diselenggarakan di los pasar Klungkung, dihadiri oleh utusan pusat yakni Bapak Mulyono dan Ida Bagus Mahadewa yang mengobarkan semangat kemerdekaan dan menggelorakan jiwa perjuangan. Hadir pula dari Kecamatan Banjarangkan Wayan Gubah dan Made Orta dari Sengkiding. 

Di luar tembok pasar tampak berjaga-jaga dua kelompok petugas keamanan yang versinya berbeda yaitu BKR (Badan Keamanan Rakyat) dan BKN (Barisan Keamanan Negara). Selesai rapat umum, dengan dua kendaraan (sejenis truk mini) berhias bendera merah putih sejumlah peserta rapat bergerak menuju Banjarangkan untuk demonstrasi.

Hubungan keluar oleh Ida bagus Ngurah Gog sehingga diterimanya beberapa surat dari pedalaman yang beralamat "Pesaraman" memberikan petunjuk tentang bagaimana dan apa yang dapat dikerjakan di luar daerah "Pesraman".

Untuk lebih meyakinkan mereka yang di pedalaman (Pesraman) bahwa sejumlah anggota masyarakat Tihingan ingin berjuang bersama di pihak Republik, maka sekitar bulan Nopember 1945 dilakukan penandatanganan (cap jempol) dengan darah tangan sendiri bertempat di serambi bale (meten) I Nyoman Kondra yang diikuti oleh Ida Bagus Ngurah Gog, Wayan Cakranegara, Nyoman Bebas, Wayan Suji, Wayan Sudha, Nyoman Kondra, Made Wenten, Wayan Sandia dan Nyoman Nesa (Penasan). 

Disamping itu hadir pula Ida Bagus Putu Gede, Wayan Sandhi dan Wayan Kandra yang masih pelajar. Daftar ini pada waktunya dikirim ke "Pesraman". Pada kesempatan ini pula kepada I Made Wenten yang berpengalaman dagang di Toko Sempurna (Kumiai-Jepang) diberikan tugas dalam bidang logistik. Menghimpun sumbangan dana/barang selanjutnya dikirim ke daerah pedalaman.

Sumber: informasibali.com untuk beritabali.com

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami