search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Foto-foto dari NASA Ungkap Keberadaan Sungai Emas
Jumat, 12 Februari 2021, 15:40 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Foto-foto dari NASA Ungkap Keberadaan Sungai Emas

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Foto-foto yang dirilis oleh lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkap luasnya penambangan emas - sebagian besar dianggap ilegal - di hutan hujan Amazon Peru.

"Sungai emas" yang ditangkap dalam gambar sebenarnya adalah lubang-lubang yang diyakini telah digali oleh penambang tanpa izin, kata NASA.

Lubang-lubang tambang itu, biasanya tersembunyi dari pandangan, jadi terlihat akibat pantulan sinar matahari.

Seorang astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengambil foto-foto menakjubkan yang langka itu pada bulan Desember.

Gambar-gambar tersebut menambah bukti tentang skala kerusakan di wilayah Madre de Dios, Peru tenggara, akibat penambangan emas.

Peru adalah negara pengekspor emas terbanyak, dan Madre de Dios adalah kawasan tempat industri besar beroperasi tanpa izin hingga mempekerjakan ribuan penambang.

Kawasan tersebut memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan industri ekstraktif telah menyebabkan deforestasi besar-besaran dan kerusakan habitat penting bagi satwa liar.

Pertambangan emas juga meracuni masyarakat setempat karena para penambang menggunakan berton-ton merkuri untuk mengekstraksi komoditas berharga itu, dan para ilmuwan mengatakan sejumlah besar merkuri dilepaskan ke sungai atau atmosfer.

Lubang-lubang tempat para penambang mencari emas tampak sebagai ratusan cekungan berisi air, dikelilingi oleh lumpur di tempat vegetasi telah dihilangkan, NASA menjelaskan.

Para penambang mengikuti rute sungai tua tempat sedimen, termasuk mineral, terendapkan.

Di beberapa bagian wilayah, yang merupakan rumah bagi beberapa spesies termasuk monyet, jaguar, dan kupu-kupu, para ilmuwan percaya bahwa pertambangan adalah penyebab utama deforestasi.

Pada Januari 2019, sebuah studi menemukan bahwa pertambangan emas menghancurkan sekitar 22.930 hektare hutan hujan Amazon Peru pada tahun 2018, menurut organisasi Monitoring of the Andean Amazon Project.

Didukung oleh kenaikan harga emas, masyarakat dari komunitas lokal yang seringkali miskin melihat peluang untuk mencari nafkah dari pertambangan. Pada tahun 2012, diperkirakan ada 30.000 penambang skala kecil yang bekerja di wilayah subur tersebut.

Di bagian lain Peru, La Pampa, demam emas yang berlangsung hampir satu dekade akhirnya dihentikan oleh pemerintah pada 2019 ketika sekitar 5.000 penambang diusir.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami