Donatur PKI I Gede Puger Dieksekusi Dengan Sadis di Desa Kapal
beritabali.com/ist /gede puger (kanan)/Donatur PKI I Gede Puger Dieksekusi Dengan Sadis di Desa Kapa
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Konflik internal PNI (dimotori I Nyoman Mantik, Wedastera Sujasa, dan Widagda), kemudian disetujui kelembagaan Agama Hindu yang terintegrasi dengan kepentingan Tentara Nasional Indonesia Angkatan darat (TNI-AD).
Pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) tiba di Bali tanggal 7 Desember 1965.
Dua pekan kemudian, 16 Desember 1965, satu peleton RPKAD mengundang ratusan massa menonton sebuah pertunjukan kejam dan sangat mengerikan di Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
Sejumlah anggota RPKAD menyeret I Gede Puger, salah satu donatur Central Daerah Besar (CBD) PKI Propinsi Bali yang berbadan gempal ke tengah kerumunan massa. Kaki dan tangan I Gede Puger sudah diikat dengan rantai.
Salah satu oknum anggota RPKAD berpakaian preman kemudian menikamkan sebilah pisau ke perut I Gede Puger hingga terburai.
Dalam keadaan tidak berdaya, kepala Gede Puger ditembak, kemudian tersungkur bersimbah darah dan tewas seketika, tubuhnya dimutilasi.
Setelah itu, 30 anggota PKI lainnya yang ditangkap bersama I Gede Puger, dalam kondisi pucat pasi dirantai, ditarik paksa ke bagian tengah kerumunan massa dengan berdiri berjejer, lalu ditembak beruntun sehingga tidak satupun yang tersisa dalam keadaan hidup.
Massa yang menonton kemudian dipaksa anggota RPKAD untuk bertepuk tangan serentak.
Kekejaman RPKAD di Desa kapal menginspirasi masyarakat supaya bertindak lebih beringas lagi.
Aksi kelompok I Nyoman Mantik, Wedastera Sujasa dan Widagda, serta sikap provokatif Wakil Bupati Gianyar, I Made Kembar Kerepun dan Ketua Pemimpin Hindu Bali Ida bagus Oka, sekaligus sebagai dukungan konkret dan pembenaran dilakukannya pembunuhan massal setelah kedatangan RPKAD di Bali.
Reporter: bbn/tim