search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kurang Tidur Sebabkan Disfungsi Ereksi Pada Pria, Ini Efeknya
Kamis, 21 Juli 2022, 16:40 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Kurang Tidur Sebabkan Disfungsi Ereksi Pada Pria, Ini Efeknya

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Tidur yang nyenyak dan cukup membantu meningkatkan kinerja otak, suasana hati, dan mengurangi risiko masalah kesehatan serius. Sejauh ini, kurang tidur dikaitkan dengan masalah kesehatan serius, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, serangan jantung, gagal jantung atau stroke.

Tapi, tak banyak yang tahu bahwa kurang tidur bisa menyebabkan pria lebih berisiko mengalami disfungsi ereksi. Karena, kurang tidur bisa menurunkan hormon seks pria yang disebut sebagai testosteron. Karena itu, pria yang sering terbangun karena insomnia, mendengkur dan kelumpuhan tidur cenderung memiliki masalah dengan aktivitas seksual dan libido.

Anda harus tahu bahwa 90 menit setelah kita memasuki fase tidur gerakan mata cepat (REM) di mana otak kita memproses, mengekstrak dan menghafal pembelajaran merupakan momen penting bagi hormon seks pria. Karena, testosteron memiliki ritme produksi harian yang mencapai puncaknya selama sesi tidur gerakan mata cepat pertama.

"Aliran kadar testosteron lebih tinggi saat tidur daripada saat bangun. Sedangkan, kurang tidur dapat mempengaruhi kadar testosteron melalui pengurangan durasi tidur atau perubahan pola tidur," jelas apoteker dikutip dari Express.

Gangguan tidur yang paling umum adalah insomnia, narkolepsi, sindrom kaki gelisah, gangguan perilaku tidur REM dan sleep apnea.

 

Beberapa penelitian telah menunjukkan antara 47,1 persen dan 80 persen pria dengan apnea tidur obstruktif, juga mengalami disfungsi ereksi.

Sleep apnea terjadi ketika pernapasan Anda berhenti dan saat Anda tidur. Apnea tidur obstruktif terjadi ketika otot-otot di bagian belakang tenggorokan Anda terlalu rileks untuk memungkinkan pernapasan normal.

Adapun gejala apnea tidur, meliputi:

  1. Pernapasan berhenti
  2. Suara terengah-engah, mendengus atau tersedak
  3. Keseringan terbangun dari tidur
  4. Mendengkur keras

Jika Anda menderita sleep apnea, NHS merekomendasikan untuk mencoba menurunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan dan cobalah tidur miring.(sumber: suara.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami