AS Restui Finlandia-Swedia Masuk NATO
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Senat Amerika Serikat mempercepat ratifikasi masuknya Swedia dan Finlandia ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Rabu (3/8). Langkah ini menuai apresiasi dari Presiden Joe Biden.
Senat mendukung aksesi dua negara Nordik itu ke NATO dengan 95 suara banding satu dalam pemungutan suara pada Rabu (3/8). Langkah tersebut menjadikan AS sebagai negara anggota ke-23 NATO yang secara resmi mendukung Swedia-Finlandia bergabung.
Pemimpin Senat AS, Chuck Schumer, mengatakan langkah itu merupakan sinyal persatuan Barat terhadap Rusia yang serampangan melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu.
"Ini penting secara substantif dan sebagai sinyal ke Rusia: mereka tak bisa mengintimidasi Amerika atau Eropa," kata Schumer seperti dikutip AFP.
Ia lalu berujar, "Putin telah mencoba menggunakan perang di Ukraina untuk memecah belah Barat. Sebaliknya, pemungutan suara hari ini menunjukkan aliansi kami lebih kuat dari sebelumnya."
Semenara itu, salah satu senator dari Partai Republik, Rand Paul, memutuskan abstain ketimbang mendukung atau menentang pemungutan suara tersebut.
Presiden Joe Biden memuji proses ratifikasi cepat di level Senat soal aksesi Finlandia-Swedia masuk NATO ini. Menurutnya, pemungutan suara ini menjadi yang tercepat di Senat sejak 1981.
"Pemungutan suara bersejarah ini mengirimkan sinyal penting komitmen bipartisan AS yang berkelanjutan kepada NATO, dan memastikan aliansi kami siap menghadapi tantangan hari ini dan besok," kata Biden dalam pernyataan resmi.
Untuk bisa menjadi anggota NATO, Finlandia dan Swedia harus mengantongi persetujuan seluruh anggota aliansi yang berjumlah 30 negara.
Menurut data NATO, tercatat tujuh negara anggota belum secara resmi menyetujui entri ganda baru ini. Mereka yakni Republik Ceko, Yunani, Hungaria, Portugal, Slovakia, Spanyol, dan Turki.
Di antara negara itu hanya Turki yang mengajukan penentangan. Mereka menuntut konsesi tertentu dari Finlandia dan Swedia sebelum menyatakan dukungan resmi terhadap keanggotaan dua negara Nordik itu di NATO.
Ankara telah menuntut ekstradisi lusinan orang yang dianggap "teroris" dari kedua negara sebagai imbalan atas dukungannya.
Pada pertengahan Juli lalu, Turki mengatakan komite khusus akan bertemu dengan pejabat Finlandia dan Swedia pada bulan ini. Mereka akan menilai apakah kedua negara mematuhi persyaratannya sebelum memutuskan mendukung atau tidak rencana Swedia dan Finlandia masuk NATO.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net