search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pengemis Omzet Rp1,1 Juta Sehari Terjaring Operasi
Rabu, 24 Agustus 2022, 21:16 WITA Follow
image

beritabali/ist/Pengemis Omzet Rp1,1 Juta Sehari Terjaring Operasi.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Operasi gabungan penertiban anak jalanan (Anjal), gelandangan dan pengemis (Gepeng) yang digelar Pemkot Mataram, berhasil membuat petugas gabungan kaget.

Pasalnya, dari hasil temuan operasi, ada salah satu pengemis terjaring operasi yang pendapatannya cukup fantastis.

Pengemis yang dijaring razia gabungan disebut pendapatan atau omsetnya mencapai Rp 1,1 per hari. Pengemis ini pun langsung dibawa ke Kantor Dinas Sosial Kota Mataram, untuk diberikan tindakan lebih lanjut.

“Iya ada orang tua umurnya 72 tahun jadi pengemis di trotoar di depan Mirasa Cakranegara. Itu kan sudah sejak zaman dulu. Pendapatannya fantastis sekali. Paling rendah Rp 500 ribu. Dan kemarin waktu razia pendapatannya sudah mencapai Rp1,1 juta. Kan fantastis sekali ini,” ujar Kepala Dinas Sosial Kota Mataram, Sudirman, di Mataram, Rabu (24/8).

Penghasilan para pengemis ini cukup tinggi dan beberapa di antara mereka menjadikannya sebagai mata pencarian utama.

“Depan Apollo Fashion terjaring. Kita hitung kemarin itu dapatnya Rp1,1 juta. Memang besar sekali dan bapak itu sudah lama sekali jadi pengemis,” katanya.

Pendapatan salah satu pengemis yang terjaring razia ini memang fantastis. Padahal hanya meminta-minta di pinggir jalan. Setelah didata oleh petugas. Pengemis dengan pendapatan fantastis ini berasal dari Praya, Lombok Tengah.

“Iya dari pendataan dia dari Praya setelah kita tanya, baru hari itu saja pendapatannya sudah Rp 1,1 juta. Bisa jadi juga itu hanya setengah hari. Karena kita operasinya siang hari,” katanya.

Masih dari pendataan petugas gabungan, mereka yang terjaring petugas gabungan, masih didominasi orang dari luar daerah. Banyaknya pengemis yang beroperasi menurut Sudirman, karena penghasilan yang diperoleh cukup besar.

“Ini kan dijadikan ATM sama mereka. Kalau pengemis yang lain ya saya tidak tahu,” katanya.

Jumlah lokasi yang sering didatangi pengemis yaitu sebanyak 38 titik, salah satunya SPBU. Namun pada saat itu, hanya satu pengemis yang berhasil dijaring. Para pengemis yang beroperasi ini secara sembunyi-sembunyi dengan para petugas.

“Misalnya kita berhasil jaring si A dari kota B. Itu paling amannya seminggu hingga dua minggu. Dan ini terus berkesinambungan. Karena nanti ada yang datang lagi dari daerah yang lain,” kata Sudirman.

Untuk memaksimalkan pengawasan anjal dan gepeng, Dinas Sosial menempatkan petugas di semua lokasi. Dipastikan semua titik ini tetap dipantau. Hanya saja, para pengemis tersebut beroperasi ketika para petugas beristirahat.

“Sif pertama itu jam 08.00-13.00, sif kedua itu dari jam 13.00-18.00 sore dan sif ketiga itu dari jam 18.00-23.00 malam,” jelasnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami