Tenda Darurat Rusak, BNPB Minta Koordinasi Korban Gempa Cianjur
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut pembongkaran tenda darurat korban gempa Cianjur membutuhkan koordinasi. Itu setelah pembongkaran secara mandiri oleh masyarakat diduga menyebabkan dua tenda rusak.
"BNPB melalui Kedeputian Bidang Logistik dan Peralatan melakukan pembongkaran tenda darurat gempa bumi Cianjur yang mengalami kerusakan. Dari hasil patroli tim Logistik dan peralatan BNPB Sabtu (31/12), ditemukan dua tenda yang rusak di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku," kata Instruktur Pemasangan Tenda BNPB, Sutrisno pada Minggu (1/1) seperti dikutip Antara.
Sutrisno mengatakan, dua tenda itu rusak karena ada kesalahan dalam pemasangan ulang. Alhasil, konstruksi tenda menjadi lemah sehingga roboh saat hujan deras dan angin kencang pada Kamis (29/12) malam.
Dalam beberapa kasus, ditemukan beberapa besi penyambung pasak tenda bengkok, patah terbelah dua. Hal itu disebabkan pasak kehilangan kemampuan dalam menyangga beban tenda setelah diterjang hujan deras disertai angin kencang.
Selain itu, tenda darurat di Kampung Ciajag, Desa Sirnagalih juga roboh pada Kamis malam. Padahal tenda itu difungsikan sebagai MDTA dan PAUD Nurul Barokah.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Koordinator Tenda BNPB dari Kedeputian Logistik dan Peralatan BNPB, Prastato Hendrasanto mengimbau warga untuk berkoordinasi dengan BPBD Cianjur atau BNPB jika ingin membongkar atau memindahkan tenda.
Selain itu, warga juga diminta segera melapor jika menemukan tenda yang rusak. "Kami imbau warga agar melapor ke BPBD Cianjur atau langsung kepada kami agar bisa segera mendapat ganti tenda atau komponen yang rusak apabila stok tersedia," katanya.
Sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 5,2 mengguncang Cianjur pada Senin (21/11). Ratusan korban berjatuhan dan rumah warga porak poranda akibat gempa tersebut.
Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa gempa tersebut bersumber dari pergerakan sesar Cugenang. Tim SAR gabungan pada 21 Desember lalu kembali menemukan tiga jenazah yang turut menambah korban meninggal dunia menjadi 635 orang.
Dengan penemuan tiga jenazah baru ini, jumlah korban yang masih dalam pencarian berkurang menjadi 5 orang. Selain itu, setidaknya sebanyak 56.548 rumah dinyatakan rusak dengan rincian 13.633 rumah rusak berat, 16.059 rusak sedang, serta 26.586 rusak ringan.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net