Gubernur Bali Harus Prioritaskan Bangun SDM
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Pembangunan sumber daya manusia (SDM) perlu mendapatkan prioritas. Sebab, Bali dari segi kewilayahan maupun penduduk sangat kecil bila dilihat secara nasional. Atas dasar kecil inilah, maka perlu diperkuat SDM-nya sehingga mampu meningkatkan posisi tawar terutama dengan pemerintah Pusat. “Kita harus bisa mencontoh bangsa Yahudi. Mereka kecil dari jumlah tapi diperhitungkan bangsa-bangsa lain,” tandas Rektor Universitas Ngurah Rai (UNR) Denpasar, Cok Gde Atmaja, saat diminta seputar pemimpin Bali ke depan, Jumat (4/4).
Terkait pembangunan SDM, kata Cok, maka iringannya juga harus lebih serius membangun derajat kesehatan masyarakat. Sehingga selain sehat juga pintar. Cok sendiri menyatakan tak serta merta tertarik dengan program pendidikan gratis. Sebab, yang bayar saja kualitasnya kadang-kadang masih ngos-ngosan. Ditanya soal criteria dan syarat ideal lain, Cok menyebutkan, antara lain gubernur harus mampu membangun teamwork dan networking. Dia harus bisa melihat Bali yang berupa satu pulau adalah satu kesatuan wilayah sosial budaya. Dengan wilayah yang kecil dan daya dukung alamnya juga kecil, maka Gubernur mesti punya kemampuan mengelolanya melalui kemampuan teamwork dan networking tersebut.
Sehingga Bali yang kecil ini tidak sampai terkotak-kotak. Sebab, persoalan-persoalan Bali ke depan cukup kompleks, yakni mulai dari pemanfaatan tata ruang, sumber air suungai dan danau, masalah kependudukan, lingkungan dan bencana alam. Selain itu, lanjut Cok Atmaja, gubernur Bali juga harus punya kemampuan membangun semangat kewirausahaan di kalangan birokrat, meningkatkan pelayanan masyarakat, dan penegakan hukum sebagai upaya pencegahan dan penanganan kasus-kasus penyimpangan.
Tidak hanya sebatas itu. Gubernur juga harus memiliki wawasan yang luas, mulai dari lingkup lokal, regional, nasional dan internasional. “Jangan gubernur itu hanya memiliki wawasan sebatas Padangbai-Gilimanuk,” ujar Cok berseloroh. Terkait itu semua, Cok Atmaja mengimbau kepada masyarakat pemilih agar hendaknya hati-hati menentukan pilihan calon gubernur dan wakil gubernur. Untuk itu diharapkan dalam menentukan pilihan jangan berdasarkan pada emosional melainkan benar-benar dilandasi sikap realistis. “Pemilih saya kira tak perlu melihat kesamaan wilayah, tapi lebih kepada realistis. Sebab kalaua salah pilih, bukan kebaikan yang didapat,” tandas Cok.
Reporter: bbn/ctg