Jelang Hari Raya, "Gepeng" Kembali Marak
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Menjelang hari raya Galungan dan Kuningan, gelandangan dan pengemis (gepeng) kembali marak menghiasi ruas jalan jalan di Kota Denpasar. Aksi minta minta yang dilakukan ini sangat mengganggu warga kota yang melintas dijalan Raya.
Pemandangan yang kurang elok ini sangat dikeluhkan oleh beberapa warga Kota Denpasar.
Mencermati penomena dan keluhan warga ini Dinas Tenaga kerja ,Transmigrasi dan Sosial (Nakertransos) Kota Denpasar melakukan penertiban dengan menciduk gepeng gepeng yang meminta minta dimalam hari seperti daerah Tohpati, Jalan Mahendradata, jalan Diponogoro, depan mall Matahari, seputar Simpang enam Teuku Umar dan di Jalan Mahendradata yang semuanya berjumlah 17 orang, terdiri dari 5 orang dewasa,10 orang anak dan 2 orang bayi.
Sebelum menciduk gepeng tersebut, sehari sebelumnya kami melakukan 'sweeping' ke lokasi lokasi tempat mereka menggepeng untuk mengetahui sekitar jam berapa mereka melakukan aksi menggepeng dan apa ada yang mengorganisir atau yang menaruh anak anak tersebut. Petugas kami menggunakan pakaian preman agar tidak dikenali, ungkap Kepala Dinas Nakertransos Kota Denpasar Made Erwin Suryadarma Sena,SE,M.Si.
Didampingi Kepala Bidang Rehabilitasi sosial Ketut Likub, Mantan Kabag Humas dan Protokol Denpasar tersebut mengatakan sebelum mereka dipulangkan sebagaimana biasa dibina dirumah singgah milik Dinas Sosial Propinsi Bali jalan Prof Mantra selama sehari.
Ketut Likub menambahkan Gepeng tersebut berasal dari 3 tempat yakni Trunyan 4 orang, Muntigunung 6 orang dan Pedahan 7 orang. Ada salah satu anak kecil yang bernama Wayan Dadap (11 thn) yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 4 di Munti ikut menggepeng.
Disamping itu salah satu Gepeng yang bernama Wayan Sukeh dari Pedahan yang ditangkap di Tohpati bersama bayinya yang belum berumur 3 bulan. Ketika ditanya mengaku menggepeng dikarenakan karena tidak punya biaya untuk 3 bulanan anaknya.
Tiang meriki (denpasar) ten nyelah jinah anggen nelubulanin panak tiang niki lan anggen bekel Galungan, ungkapnya dengan nada lugu.
Dalam menyiduk Gepeng petugas dari Nakertransos mengaku sedikit kewalahan ketika menciduk gepeng yang masih anak anak karena mereka lari ketika akan di tangkap, sehingga terjadi aksi kejar kejaran. Apa lagi gepeng yang masih anak anak tersebut sudah beberapa kali ditangkap sehingga kenal dengan petugas.
Menangkap gepeng anak anak kita lebih hati-hati sekali untuk menghindari aksi kejar kejaran untuk menghindari terjadi musibah seperti ditabrak kendaraan yang lewat, Pungkas Erwin.
Sekedar informasi mulai Januari 2011 sampai bulai Juni ini jumlah Gepeng yang sudah ditangkap sebanyak 130 orang terdiri dari 67 orang dari Desa Munti Gunung Karangasem, 28 orang dari Desa Pedahan Karangasem, dan 35 orang dari Trunyan Bangli.
Reporter: bbn/net