search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bandara Buleleng Harus Dilengkapi Infrastruktur Penunjang
Jumat, 4 April 2014, 08:40 WITA Follow
image

beritabali.com/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Bandara baru di Buleleng harus dilengkapi fasilitas dan infrastruktur penunjang. Karena tanpa dukungan tersebut, Bandara Buleleng tidak akan bertahan lama dan terancam sepi di kemudian hari. Hal ini disampaikan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, saat mendengarkan presentasi dari PT. Pembangunan Bali Mandiri yang memaparkan hasil studi kelayakan (feasibiliy study) atas pembangunan bandara di kawasan Bali Utara, di Wiswa Sabha Pratama, Kamis (3/4/2014).

Pastika mengatakan, untuk pemerataan pembangunan di Bali, baik Bali Selatan dan Utara, tidak hanya membutuhkan pembangunan Bandara saja, namun juga harus dipikirkan fasilitas penunjang di sekitar Bandara.

“Percuma saja kita bangun bandara bagus-bagus, jika penumpang sampai sana tidak mendapatkan apa-apa, dijamin Bandara tidak akan bertahan lama dan akan sepi lagi di kemudian hari. Selain fasilitas pendukung, infrastruktur menuju Bandara juga harus dipikirkan,"ujar Pastika.

Dalam kesempatan itu, Pastika juga mempertegas lagi masalah pendanaan dan operasional Bandara harus jelas dan transparan. Harus dipertegas juga apa yang akan didapat oleh pemprov Bali dengan dibangunnya bandara ini, karena ini menyangkut  kehidupan masyarakat Bali.

Pastika berharap, dipilihnya Kubutambahan sebagai lokasi feasibility study bandara oleh PT Pembangunan Bali Mandiri memang benar-benar kompeten secara teknis dan layak, bukan karena ada kepentingan lain dalam proses pemilihan lokasi.

Selain menyinggung soal fasilitas dan infrastruktur penunjang, Pastika menyatakan, pembangunan Bandar Udara di kawasan Bali Utara harus sesuai dengan aspek sosial budaya masyarakat Bali.

Gubernur menegaskan pembangunan bandara di kawasan Bali Utara haruslah memperhatikan adat dan budaya masyarakat Bali, mengingat kehidupan sehari-hari masyarakat tidak pernah lepas dari ritual keagamaan dan adat istiadat yang masih dipegang teguh hingga saat ini.

“Jangan sampai niat baik kita berbenturan dengan norma budaya sehingga menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Masyarakat Bali kebanyakan masih menginginkan Bali seperti apa adanya, dan mereka masih takut terhadap dampak pembangunan yang dikhawatirkan dapat membawa perubahan bagi kehidupan mereka. Jadi sebisa mungkin pembangunan bandara ini disosialisasikan dengan jelas kepada masyarakat,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT. Pembangunan Bali Mandiri, Nur Hasan Ahmad, mengatakan bahwa presentasi kali ini merupakan penyempurnaan dengan hasil FS yang sebelumnya pada tahun 2013 kemarin. Ada banyak perbaikan terutama di bidang sosial budaya masyarakat.

“Hasil (FS) kali ini lebih mengutamakan nilai-nilai budaya dan agama setempat, seperti tidak mengganggu Pura maupun kuburan, tidak sampai merelokasi warga, bahkan pembebasan lahan sangat sedikit, hanya beberapa hektar sawah karena menggunakan lahan nonproduktif di Kubutambahan,” katanya.

Dia menjanjikan bahwa Bandara yang akan dibangun akan bertaraf internasional dan sudah memenuhi segala persyaratan baik dari segi teknis operasi hingga kemanan dan sudah sesuai dengan peraturan pemeritah pusat dan daerah.

"PT. Bali Mandiri bukan investor, hanya melakukan penelitian dan memaparkan kepada kepala daerah. Jika sudah dianggap layak, maka akan dibuka proses tender kepada investor, dan tentu saja proses tender ini akan transparan kepada masyarakat dan pemerintah sehingga masyarkat dan pemerintah tahu keuntungan yang akan didapatnya dari pembangunan Bandara ini,"jelasnya.

 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami