search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jelang MEA, Gubernur Pastika Khawatir SDM Bali Kalah Saing
Kamis, 13 November 2014, 20:24 WITA Follow
image

bbn

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 mendatang, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika menyatakan jika tenaga kerja Indonesia terutama Bali bisa kalah bersaing dengan tenaga kerja luar negeri.

Pastika menuturkan jika kekhawatirannya tidak berlebihan, mengingat negara-negara lain telah mempersiapkan diri dengan baik, seperti misalnya negara Filipina.

"Mereka orangnya putih, bersih, bahasa Inggrisnya jago," ujar Pastika saat memberi sambutan pada Rapat Koordinasi Bidang Pelatihan dan Produktivitas (Lattas) di Denpasar, Rabu 13 November 2014.

Pastika memprediksi negara yang akan bersaing ketat dengan Indonesia adalah Filipina, Thailand dan Myanmar. Di sektor moda transportasi contohnya, mantan Kapolda Bali itu khawatir sopir-sopir taksi di Bali akan tersingkir dalam persaingan jika MEA mulai diberlakukan.

"Saya khawatir kalau kita tidak memperkuat keahlian dan skill, maka kita akan tertinggal. Sopir taksi, perawat bisa digeser oleh orang Filipina. Mereka bersih, bahasa Inggrisnya bagus," ungkapnya.

Pastika menuturkan jika di Rumah Sakit Mounth Elizabeth Singapura, hampir 70 persen perawatnya berasal dari Filipina. Untuk itu, ia berharap tenaga kerja saat ini untuk segera berbenah diri.

"Satu pun tidak ada dari Indonesia. Itu bukti kita kalah persaingan global. Kalau tidak berbenah, saat MEA nanti bisa lebih banyak lagi pengangguran di Bali," tegasnya.

Saat ini, sambung Pastika, tingkat pengangguran di Bali melonjak dari 1,3 persen di awal tahun menjadi 1,9 persen pada akhir tahun 2014. Selama ini, Bali tak hanya menampung tenaga kerja lokal saja, namun juga dari luar Bali yang kini menjadi permasalahan tersendiri bagi Bali.

"Bali ini tempat mencari kerja. Ada dari NTT, Jatim, Jateng, Sumatera. Kami menyediakan lapangan kerja yang luar biasa besar kepada Indonesia.

Tapi saya khawatir mereka kalah bersaing tahun depan. Permasalahan di Bali itu soal tingginya angkatan kerja dan migrasi tenaga kerja," pungkasnya.

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami