Gangguan Teknis, Satu Sukhoi Gagal Kawal Duo Bali Nine
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Satu dari tiga pesawat Sukhoi yang diperintahkan mengawal pesawat ATR 72 yang membawa duo terpidana mati Bali Nine untuk dipindahkan ke Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, gagal mengudara. Diduga, pesawat itu gagal terbang karena gangguan teknis.
Gagalnya satu pesawat Sukhoi mengudara saat pesawat tersebut berada di landasan pacu Bandara Ngurah Rai sekitar pukul 07.00 Wita. Begitu pesawat bernilai puluhan miliar itu hendak terbang, tiba tiba batal. Diduga terjadi kerusakan di bagian mesin pesawat. Akibatnya pilot pesawat langsung mengeluarkan parasut belakang untuk memperlamban gerak terbang pesawat canggih tersebut.
“Informasinya pesawat Sukhoi gagal terbang karena kerusakan bagian mesin. Pilotnya langsung mengeluarkan parasut belakang untuk mengurangi kecepatan,” bisik sumber di lapangan yang enggan disebut namanya Rabu (4/3/2015).
Sumber mengaku heran mengapa pesawat canggih yang dibeli mahal itu bisa mengalami kerusakan. Padahal, biaya perawatan pesawat sangat besar. Bahkan, kata sumber tadi bahwa saat pengawalan duo Bali Nine pesawat tersebut mengeluarkan biaya operasional untuk satu pesawat sebesar Rp 400 juta. “Heran juga, pesawatnya canggih tapi begitu digunakan mesinnya rusak,” kata sumber yang tidak bersedia identitasnya disebut .
Gagalnya satu pesawat Sukhoi terbang, memang terlihat saat duo Bali Nine mulai dipindahkan dari Lapas Kerobokan menuju Bandara Ngurah Rai International, Tuban. Hanya dua pesawat Sukhoi yang terlihat terbang mengudara mengawal pesawat ATR 72 yang membawa dua terpidana mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Danlanud Sebut Kendala Teknis
Dikonfirmasi, Danlanud Bandara Ngurah Rai Tuban, Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto yang dikonfirmasi membantahnya. Namun dia mengakui memang awalnya satu pesawat Sukhoi tidak bisa naik karena ada kendala. Sayangnya, Hadi enggan menjelaskan kendalanya seperti apa, karena menurutnya itu adalah persoalan teknis. Meski demikian katanya, pesawat tersebut sudah bisa diperbaiki dan langsung bisa naik. “Ini kan masalah keselamatan. Kalau ada indikator dan tidak sesuai parameternya akan dicek ulang. Tapi sudah naik lagi kok, tidak ada masalah," bebernya.
Didesak mengapa hanya dua pesawat Sukhoi saja yang mengudara ? Padahal sebelumnya ada tiga pesawat yang siap melakukan pengawalan terhadap dua terpidana. Soal itu, Hadi terkesan berkelit. Dia mengatakan bahwa dalam pengawalan tersebut hanya dua yang mengudara dan satu pesawat distandby-kan untuk berjaga jaga. Sedangkan dua pesawat lainnya terbang mengawal pesawat ATR 72 milik maskapai penerbangan Lion Air yang membawa dua terpidana untuk di eksekusi di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (04/3).
“Satu pesawat tidak dilibatkan dan standby berjaga,” dalihnya.
Diterangkannya, dua pesawat Sukhoi mengawal pesawat ATR 72 dari Denpasar hingga di batas wilayah Jogja. Selanjutnya setelah di batas wilayah Jogja, pesawat ATR 72 dikawal oleh pesawat F 16 menuju Cilacap Jawa Tengah. “Setelah diambil alih F 16, dua pesawat Sukhoi kembali ke Denpasar,” bebernya.
Ditanya apakah benar biaya operasional pesawat Sukhoi dalam pengawalan duo Bali Nine menelan biaya hingga Rp 400 juta ? Marsekal Pertama Hadi membantahnya. “Tidak benar itu, siapa bilang?. Tentara itu mahal. Kalau tentaranya kuat berarti peralatannya juga mahal,” ungkapnya diplomatis.
Reporter: bbn/bgl