search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mantan Pejabat BI : Transaksi E-money Berbahaya
Kamis, 12 Maret 2015, 17:16 WITA Follow
image

bbcom/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Transaksi dengan uang elektronik atau e-money dalam setiap pembayaran dinilai berbahaya bagi masyarakat. Hal itu disampaikan pengamat ekonomi dan perbankan, Viraguna Bagoes Oka di Denpasar, Kamis 12 Maret 2015.

"Saya khawatir transaksi dengan uang elektronik atau e-money dalam setiap pembayaran. Bahaya bagi masyarakat jika belum biasa mengelola diri dalam mengatur uang. Bisa tidak ada konntrol nanti," ucap Viraguna yang juga mantan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali itu.

Viraguna meminta masyarakat hati-hati dalam menggunakan transaksi dengan uang elektronik atau e-money baik itu internet banking atau lainnya. Menurutnya, sistem e-money memiliki potensi resiko yang besar dan tidak bisa hindari. "Banyak hacker dan persentase kelemahannya banyak. Telpon saja yang meski dikunci, bisa dimasuki dan dimanfaatkan oleh orang yang ahli pada bidangnya," tuturnya.

"Ini yang harus dipahami masyarakat, ini bahaya. Saya sampai sekarang saya tidak mau pakai internet banking dan transaksi elektronik lainnya. Kalau orang bule tahu resiko dan memproteksi diri. Sementara orang kita belum bisa kontrol," imbuhnya

Viraguna menyarankan, sebelum transaksi dengan uang elektronik atau e-money itu diterapkan di Bali, ia berharap masyarakat terlbeih dahulu di edukasi yang baik dan paham sehingga resiko-resiko yang terjadi bisa diketahui dengan baik. Sehingga, jangan sampai penggunaan e-money berdampak terhadap masyarakat menjadi konsumtif tinggi sehingga menimbulkan inflasi. "Proteksi terhadap integritas perangkatnnya ini harus bisa melindungi konsumen, YLKI harus bisa melindungi," harapnya.

Disamping itu, kata Viraguna, integritas peralatan yang ada untuk transaksi dengan uang elektronik atau e-money belum siap untuk melakukan itu dengan baik. Untuk itu, sebelum menerapkan e-money dimasyarkat diperlukan waktu baik itu sosialisasi, pelatihan dan uji coba serta evaluasi.

"Belum ada jaminan transaksi dengan uang elektronik atau e-money itu aman. Kalau budaya kita sudah disiplin dan perangkat menunjang itu bagus. Namun latar belakang pendidikan dan pemahaman kita belum bisa saat ini. Integritas sistem yang belum bisa menjamin kemananan bagi pengguna e-money," tegasnya.

Namun, Viraguna mengakui jika masyarakat sudah siap dan perangkatnya mendukung maka e-money memiliki keunggulan yaitu bisa menjawab transaski dengan cepat, akuntabiltas yang lebih pasti karena melalui lembaga keuangan dan perbankan. Transaksi dengan uang elektronik juga bisa menghindaripraktek transaksi yang berasal dari korupsi dan terorisme.

"Tapi apakah sebanding dengan kerawanan dan resiko e-money itu, karena edukasi dan sosialisasi yang dipahami publik dan beraneka ragam karena menyangkut aspek psikologis. Uang cash orang akan lebih hati-hati dalam belanja, sementara kalau pakai kartu orang kadang kurang hati-hati. Itu akan jadi ancaman bagi transaksi yang konsumtif tanpa kecerdasan yang cukup. Ini pola pikir masyarakat yang harus dirubah," pungkasnya.

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami