search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mike Tyson: Mayweather Penakut
Senin, 4 Mei 2015, 09:50 WITA Follow
image

bbn/inilah

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Apa yang ditampilkan Floyd Mayweather Jr. saat menghadapi Manny Pacquiao membuat penonton kecewa. Jauh dari klaimnya terhadap diri sendiri: Yang Terbaik yang Pernah Ada.
 
Jelang lawan Pacquiao, Mayweather telah meraih gelar 12 kali di lima kelas yang berbeda dengan rekor selalu menang dalam 47 pertarungan sepanjang karirnya. Karena itu, ia menjuluki dirinya The Best Ever (Yang Terbaik yang Pernah Ada).
 
Klaimnya tersebut mendapat ujian pada laga Minggu (3/5/15) pagi WIB, yang mempertemukannya dengan petinju peraih gelar di delapan kelas berbeda, Manny Pacquiao, pada laga yang diberi tajuk Pertarungan Abad Ini.
 
Dengan semua rekor mentereng dan bumbu judul pertarungan yang bombastis tersebut, penonton berharap mendapat sajian tinju berkelas yang bakal dikenang sepanjang masa. Layaknya laga antara Muhammad Ali lawan George Foreman, lebih dari empat dekade silam. Nyatanya, harapan tersebut jauh dari kenyataan.
 
Mayweather, meski akhirnya menang angka mutlak 118-110, 116-112, 116-112 tampak lebih sering berlari dan menghindar, dan memukul balik saat lengah. Hal itu mengecewakan Mike Tyson, yang telah menantikan laga ini sejak lima tahun lalu. "Kami menunggu 5 tahun untuk itu... #underwhelmed (tidak mengesankan) #MayPac," tulisnya dalam akun Twitter @MikeTyson.
 
Sebelumnya, Mayweather pernah mengejek taktik rope-a-dope Muhammad Ali, yakni taktik meredam pukulan lawan dengan bersandar di tali ring dan menyalurkan energi pukulan lawan pada tali ring yang elastis. Setelah lawannya lelah, Ali akan maju menyerang. Dengan taktik ini, ia mampu meng-KO Foreman.
 
 
Nyatanya, apa yang ditampilkan Mayweather jauh lebih buruk daripada rope-a-dope. Seringkali ia memeluk, menunduk, dan memiting kepala Pacquiao untuk meredam agresivitas lawannya. "Dia tukang khayal. Dia adalah pria kecil yang ketakutan," kata mantan juara dunia sejati kelas berat itu.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami