search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ingin Sekolah, Terhalang Kondisi Lumpuh Sejak Lahir
Sabtu, 8 Juli 2017, 08:54 WITA Follow
image

Putu Selemet dan keluarga hidup serba kekurangan. [beritabali.com]

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Beritabali.com, Karangasem. Sungguh ironis jika nelihat keadaan I Putu Selamet (12) asal Dusun Badeg Tengah, Sebudi, Selat, Karangasem. Disaat anak-anak sebayanya mengenyam pendidikan di sekolah, Putu Selamet harus menghabiskan seluruh waktunya selama bertahun-tahun meringkuk di tempat tidur lantaran menderita kelumpuhan sejak dilahirkan. 
 
Kondisi Putu Selamet diperparah dengan kondisi ekonomi keluarga yang bisa dibilang masih berada dibawah garis kemiskinan, di mana ayah Putu Selamet, Kadek Suardana (34) sehari-hari hanya bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan tidak menentu. Sedangkan ibunya Ni Putu Ayu (34) tidak bisa bekerja karena seluruh waktunya dihabiskan untuk mengurusi Putu dan mencari rumput sebagai pakan sapi peliharaannya.
 
[pilihan-redaksi]
"Dulu putu dilahirkan prematur saat usia kandungan baru 5 bulan, saat itu putu harus di oven selama 34 hari di Rumah Sakit Klungkung. Kata dokter yang menangani, bahwa saat itu organ dalam seperti paru-paru dan hati Putu belum sempurna karena lahir di usia kandungan baru 5 bulan. Namun seiring waktu berjalan kami menyadari bahwa Putu mengalami kelumpuhan seperti saat ini," kata Kadek Suardana, Jumat (7/7).
 
Selama ini diakui Suardana sudah berupaya mengobati Putu, dengan cara pijat tradisional.
 
"Sudah beberapa kali di bawa ke tukang pijat tradisional bahkan sampai dibawa ke tukang pijat di daerah Gianyar, namun sampai saat belum membuahkan hasil," ungkap Suardana.
 
Suardana bersama istri dan tiga anaknya tinggal dalam satu bangunan rumah yang terbagi menjadi dua kamar beratapkan seng dan bedeg (anyaman bambu) sebagai temboknya. Sedangkan untuk kebutuhan air dan listrik juga mengambil dari prusahaan galian C yang ada di dekat rumahnya. Selain itu keluarga tersebut juga tidak memiliki WC sebagai MCK sehari-hari.
 
Dirinya sangat berharap agar putra pertamanya tersebut mendapat bantuan dalam pengobatannya sehingga bisa bersekolah seperti anak lain seusianya, karena Putu juga sempat mengutarakan bahwa ingin bersekolah juga.
 
Sebelumnya Putu juga sudah sempat diusulkan oleh Babinkamtibmas Desa Sebudi Aiptu Made Suinten agar Putu mendapatkan bantuan kursi roda, sehingga Putu tidak terpuruk hanya diam di tempat tidur. [igs/wrt]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami