search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Merekontruksi Mandolin Pupuan Yang Nyaris Punah
Rabu, 14 Februari 2018, 21:40 WITA Follow
image

Beritabali.com/nod

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

BeritaBali.com, Tabanan. Mandolin adalah alat musik asli Cina yang dibawa oleh seorang warga Tionghoa  ke Desa Pupuan, Kecamatan Pupuan, Tabanan. Warga Tionghoan yang merupakan teman dari I Ketut Lastra meninggalkan alat musik Mandolin di Pupuan pada masa penjajahan Jepang, sekitar tahun 1930.

Keberadaan alat musik petik jenis kecapi  dengan 12 nada itu nyaris punah. Namun berkat kegigihan warga Pupuan, alat musik Mandolin yang berasal dari kata Mandarin itu kemudian direkonstruksi pada tahun 2010.

Rekontruksi dilakukan dengan memodifikasi dari 12 nada menjadi 21 nada. Mandolin kemudian dikolaborasikan dengan gitar, bass, suling, perkusi jimbe, dan perkusi chimes. Modifikasi tersebut dilakukan oleh keturunan I Ketut Lastra atau yang akrab dipanggil dengan Pan Sekar. Pada akhirnya terbentuk  Group musik Mandolin yang awalnya bernama Bungsil Gading.

Pementasan Bungsil Gading ternyata memikat hati dari Manajer E- Productinon Ngurah Manik. “Saya sangat tertarik, dengan alunan music Mandolin. Apalagi kombinasikan dengan gitar, bass , suling, jimbe, chimes,” jelas Ngurah Manik saat peluncuran Gita Bhaskara Etnik di Warung Be-Jawa pada Rabu ( 14/ 2/2018).

Ngurah Manik kemudian mengajak Bungsil Gading bergabung dengan E- production. Setelah melalui komunikasi yang panjang akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk bekerjasama. “Kami kemudian sepakat mengganti nama Bungsil Gading dengan nama Gita Bhaskara Etnik,” papar Manik.

Lagu dengan judul Full Moon menjadi lagu pertama yang digarap dan dilanjutkan dengan penggarapan video klipnya. “Kami ingin Gita Bhaskara ini berkembang dan bisa menjadi duta budaya Tabanan,” ujar Ngurah Manik. 

Pimpinan Gita Bhaskara I Gede Made Wiartawan mengatakan pasca meninggalnya I Ketut Lastra pada tahun 1991, Madolin nyaris punah.  Atas kekhawatiran tersebut ia kemudian bersama Made Artana dan generasi muda setempat merekonstruksi Mandolin pada tahun 2010. “Selama enam bulan kami merekonsruksi Mandolin. Dengan memodifikasi Mandolin akhirnya terbentuk group Bungsil Gading,” jelas Wiartawan.[bbn/nod/mul]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami