search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Indonesia Diharapkan Mampu Menjadi Teladan Implementasi KNPDB.
Rabu, 21 Februari 2018, 20:30 WITA Follow
image

Beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Indonesia diharapkan mampu menjadi teladan dalam implementasi Kerangka Nasional Penanganan Darurat Bencana (KNPDB). Indonesia juga diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi negara-negara di dunia dalam upaya penyusunan KNPDB. Harapan tersebut disampaikan Duta Besar Selandia Baru Trevor Matheson saat menyerahkan dokumen KNPDB kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei pada Rabu (21/2) di Sidang Komisi II di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali.

[pilihan-redaksi]
Dokumen KNPDB merupakan dukungan Pemerintah Selandia baru terhadap penanggulangan bencana di Indonesia. KNPBD yang biasa dikenal dengan National Disaster Response Framework (NDRF) dalam implementasinya berbentuk kerjasama kemitraan dan sekaligus upaya pembelajaran kompleksitas riil penanganan bencana.

Duta Besar Trevor mengungkapkan Indonesia sebagai negara kepulauan akan memiliki tantangan besar dalam mengimplementasikan upaya penanganan bencana. “Sebab Indonesia adalah negara nusantara terbesar, yang membentang dengan beragam budaya dan lanskap geografi yang kompleks dan berbentuk pemerintahan desentralisasi. Pastilah bukan suatu tugas mudah untuk mengkoordinasi beragam organisasi dalam melakukan penanganan darurat.” papar Trevor

[pilihan-redaksi2]
Koordinator penyusunan KNPDB Sugeng Triutomo mengatakan bahwa hanya ada tiga negara yang memiliki kerangka semacam ini, yaitu Amerika Serikat, Kanada dan Selandia Baru. Inti dari kerangka adalah siapa melakukan apa dan bagaimana mekanismenya. Hal ini disebabkan karena penanganan darurat sarat multisektor, multipihak, dan multibahaya membutuhkan koordinasi dan komando. “Kerangka ini diperlukan untuk menjawab fungsi koordinasi dan komando dalam penanganan darurat bencana.” ujar Triutomo

 

Sementara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan bahwa prinsip penyusunan kerangka ini untuk acuan penanganan dan untuk penyusunan petunjuk operasional. “Kerangka ini penting, di dalamnya ada boks-boks yang diatur secara jelas siapa yang memiliki tanggung jawab tertentu sehingga adanya framewok ini tidak ada tabrakan satu sama lain” kata Rampangilei 

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami