search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Anjeli Meninggal Usai Kibarkan Bendera di Tulamben Bersama "My Trip My Adventure"
Kamis, 9 Agustus 2018, 23:05 WITA Follow
image

beritabalicom/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Beritabali.com, Karangasem. Salah satu anggota komunitas difable Love Mother Nature Difable Dive Club bernama Ni Wayan Parwati alias Anjeli (37) asal Banjar Dinas Rame, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, meregang nyawa ketika mengikuti kegiatan pengibaran bendera merah putih yang diselenggarakan oleh salah satu program tv berjudul "My Trip My Adventure" di pantai Tulamben, Banjar Dinas Tulamben, Desa Tulamben, kecamatan kubu, Karangasem, Bali, Kamis (09/08) sekitar pukul 10.45 wita.
 
Peristiwa ini dibenarkan oleh Kapolsek Kubu, AKP. I Made Suadnyana ketika dikonfirmasi oleh media ini. 
 
"Ya betul, salah satu anggota komunitas tersebut tewas dalam kegiatan pengibaran bendera di bawah laut bersama tim My Trip My Adventure," ujarnya.
 
Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa naas yang dialami Parwati tersebut dilaporkan oleh Aminullah yang juga selaku produser acara tv tersebut ke Polsek Kubu.
 
Kepada Polisi, Aminullah menuturkan bahwa pagi ini, Kamis (09/08) sekira pukul 09.00 wita sebelum melaksanakan kegiatan dive, terlebih dahulu diberikan penjelasan oleh I Nengah Mangku Putu selaku guide instructure. 
 
Setelah mendapat serangkaian penjelasan oleh guide instructure, anggota dari komunitas difable love mother nature difable dive club bersama personil My Trip My Advencure yang seluruhnya berjumlah 7 orang termasuk korban dan pembawa acara program tersebut didampingi 9 orang guide dive langsung melaksanakan aktivitas Dive tersebut.
 
Saat kegiatan berlangsung, di kedalaman 6 meter saat melaksanakan pengibaran bendera merah putih selama kurang lebih 13 menit, di sana korban menyatakan baik-baik saja dengan menggunakan kode. Karena semua berjalan sesuai rencana, kemudian kegiatan dilanjutkan berkeliling seputran areal tersebut selama 10 menit.
 
Setelah berkeliling, korban juga memberikan kode bahwa tidak ada masalah. Setelah itu, salah seorang rekan kemudian mengajak korban untuk naik dimana saat itu sempat diberi kode dan korban menyatakan baik-baik saja.
 
Namun setelah sampai di permukaan air,  salah seorang rekannya bermaksud berbicara kepada korban, hanya saja korban tidak nyaut nyahut, setelah dicek ternyata korban dalam kondisi lemas. Di sana korban lantas dibawa ke pantai dibantu rekan yang lainnya dan diberi pertolongan pertama. Karena kondisinya semakin memburuk kemudian dilarikan ke Puskesmas Kubu 1 namun setelah tiba di puskesmas dan dilakukan pemeriksaan korban dinyatakan sudah meninggal dunia.
 
Sementara itu, berdasarkan hasil dari pemeriksaan tim medis dari Puskemas Kubu 1, Dr. I Ketut Agus Muliadi Artawan menyatakan, saat tiba di puskesmas Korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan masih menggunakan pakaian selam. Tidak ada tanda kekerasan pada tubuh korban, namun keluar busa dari mulut korban dan lebam kebiru-biruan mayat pada muka korban.
 
Pihak keluarga korban dalam hal ini suami korban I Wayan Sugianto, menolak untuk dilakukan otopsi dan menyatakan sudah mengiklaskan kepergian Parwati.[bbn/igs/psk]
 
 

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami