search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ngadegang Dewa Nini, Ritual Ucapan Syukur Atas Tanaman Padi Yang Siap Dipanen
Rabu, 10 Oktober 2018, 06:00 WITA Follow
image

Muliarta

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Menjelang panen padi, para petani di Bali menggelar sebuah ritual yang dikenal dengan istilah Ngadegang Dewa Nini. Ritual ini sebagai bentuk ucapan syukur dan terima kasih atas tanaman padi yang telah siap dipanen.

[pilihan-redaksi]
Demikian ditulis oleh peneliti dari Universitas Airlangga Ni Wayan Sartini dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Makna simbolik bahasa ritual pertanian  masyarakat Bali” yang dipublikasikan dalam Jurnal Kajian Bali Volume 07, Nomor 02, tahun 2017

Sartini menuliskan bahwa upacara Ngadegang Dewa Nini yaitu upacara untuk membuat simbol Dewi Sri (Nini) dari padi yang terdiri atas simbol Lanang (laki) 108 badih (ikat), istri (perempuan) 54 badih.

Sesajen dalam ritual ini adalah sesayut pengambian, dapetan, peras penyeneng sesari jinah bolong 3, tumpeng guru, sesayut ardhanareswari, sodan putih kuning, payasan asoroh, rantasan, naceb sanggah, penjor disertai palawija gantung.

[pilihan-redaksi2]
Sesajen tersebut dipersembahkan kepada dewa-dewa yang bersemayam di Pura Besakih. Seluruh sarana sajen tersebut memiliki makna dan simbol yang berkaitan dengan kepercayaan dan tradisi masyarakat Bali sebagai masyarakat yang religius dan taat kepada tradisi adat dan budaya. 

Dewi Nini sebagai perwujudan Dewi Sri dalam kepercayaan masyarakat Bali adalah dewi yang memberikan kehidupan.

Banyaknya ritual yang dilakukan oleh petani di Bali menunjukkan makna simbolik sikap religius sehingga setiap tahapan aktivitas pertanian selalu diiringi dengan permohona anugrah dan memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Setiap tahapan riatual memiliki tujuan kebaikan antara lain untuk menciptakan kedekatan hubungan antara petani, agama, dan tradisi budayanya.

Seluruh ritual tersebut mengandung makna simbolik tertentu, serta kearifan lokal berupa nilai-nilai budaya yang dianut dan dipedomani sebagai penuntun dalam kehidupan bertani. [bbn/Jurnal Kajian Bali/mul]

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami