Ubah Kesan Angker dan Tempat Pembuangan di Tukad Bindu Jadi Tempat Rekreasi
Senin, 19 November 2018,
14:25 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Memang tidak mudah mengubah pola pikir masyarakat yang awalnya menganggap sungai (tukad) atau lahan kosong (teba) sebagai tempat angker dan pembuangan baik sampah atau limbah, menjadi tempat tujuan wisata atau rekreasi.
Tetapi inilah yang terjadi dari kisah sukses relawan yang kemudian menjadi komunitas dan bertransformasi menjadi Yayasan Tukad Bindu sebagai pengelola salah satu taman rekreasi di kota Denpasar. Penggagas Taman Rekreasi Tukad Bindu, I Gusti Rai Ari Temaja SE menuturkan sebelum dibangun taman rekreasi, awalnya merupakan gerakan relawan yang gelisah akan kondisi sungai Tukad Bindu yang kotor. Kegelisahan ini kemudian melahirkan gerakan komunitas kali bersih menangani lingkungan di sekitar Tukad Bindu.
"Setelah bersih kami memiliki gagasan bagaimana tempat ini bisa diberdayakan untuk bisa memberi manfaat bagi warga dengan menggerakkan ekonomi kreatif," ungkapnya saat berlangsungnya kegiatan Peken Nusantara, Minggu (18/11).
Sehingga tergerakklah usaha para warga di sekitar untuk ikut berpartisipasi entah dari kuliner, kelompok wanita tani dengan kebun anggrek dan kolam lele yang dikombinasikan tanaman hidroponik serta usaha kreatif lainnya. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat Tukad Bindu terkuak ke permukaan ternyata cukup singkat, terlebih di jaman digital yang akrab digeluti kaum milenial. Bahkan belum setahun, Tukad Bindu menjadi salah satu objek yang dikunjungi delegasi IMF dan World Bank beberapa waktu lalu.
"Yang terbaru, Tukad Bindu malah disodorkan menjadi salah satu objek yang dipilih Kementrian Pariwisata melalui Generasi Pesona Indonesia (Genpi) untuk kegiatan Peken Nusantara," sebutnya.
Sementara itu, perwakilan Genpi Bali, Bobby Andalan mengungkapkan Tukad Bindu merupakan salah satu dari objek yang dipilih Genpi selain Taman Edelweis di Karangasem untuk kegiatan Peken Nusantara. Dalam hal ini, lanjutnya pihaknya ingin mengeksplorasi objek wisata di Bali selain pantainya.
"Kemenpar membidik tren wisata saat ini dimana tidak sekedar menikmati panorama alam, tetapi juga sebagai tempat untuk berswa foto agar kemudian diunggah dalam media sosial," paparnya.
Uniknya, tambahnya kegiatan Peken Nusantara ini pengunjung tidak diperbolehkan menggunakan uang konvensional tetapi uang kepeng yang disediakan panitia. Selain itu, anak-anak yang berkunjung juga disediakan permainan tradisional hingga berenang di kali yang jernih agar tidak hanya terjebak dalam permainan modern di smartphone.
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/rob