search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Makna Tahun Baru Imlek dan Hubungannya dengan Agama Khonghucu
Selasa, 5 Februari 2019, 11:54 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Tahun baru Imlek kini dirayakan setiap tahun di Indonesia oleh etnis Tionghoa dan umat agama Khonghucu. Meski sudah mulai dirayakan secara rutin setiap tahun, namun masih belum banyak yang memahami makna hari raya Imlek dan kaitannya dengan agama Khonghucu.
 
1. Apa makna tahun baru imlek 2019 bagi Umat Khonghucu?
 
Makna Tahun Baru ‘Imlek’ bagi Umat Khonghucu, secara garis besar dapat dibagi menjadi dua aspek.
 
- Pertama aspek iman;
 
Terkait dengan Ritual/Persembahyangan sesuai yang dituntunkan didalam Kitab Suci, berikut ejawantah (kewajiban) dalam kehidupan sosialnya sebagai Panggilan dari Ibadahnya.
 
- Kedua aspek Cultural-Filosofis;
 
Terkait dengan musim Awal Tanam (Musim Semi) dan Spirit San Cai : Tian, Tuhan Sang Khalik memberi Kesempatan (Baru), Di, Bumi/sarana menyediakan Harapan (baru)
Ren, manusia memperjuangkan/usaha (baru).
 
2. Posisinya dengan makna tahun baru bagi warga Tionghoa?
 
Sejarah mencatat, Ru Jiao (agama Khonghucu) adalah Agama yang paling tua (awal) di Tiongkok. Agama ini sangat mempengaruhi Kehidupan Rakyat Tiongkok dan diajarkan turun temurun (dalam keluarga) hingga sekarang. Ketika agama lain masuk Tiongkok, ajaran ini tetap membudaya dalam kehidupan sosial masyarakat Tionghoa sebagai Etika Moral (Khonghucu). Demikian pula halnya terkait ‘Tahun Baru’ Khonghucu, orang Tionghoa (apapun agamanya) masih ada ikatan batin, sehingga mereka tetap merayakannya sebagai Budaya.
 
3. Biasanya apa yang dilakukan Matakin untuk merayakan Imlek?
 
Matakin sebagai (satu-satunya) Lembaga Keagamaan Khonghucu yang menaungi Umat Khonghucu di seluruh Indonesia, sejak zaman Presiden Abdulrahman Wahid (yang telah mengembalikan hak sipil umat Khonghucu, yakni mencabut Inpres no. 14 tahun 1967 dengan mengeluarkan Kepres no. 6 tahun 2000) hingga sekarang, setiap Tahun Baru ‘Imlek’ Matakin melaksanakan ritual peribadahan sekaligus Perayaannya secara Nasional.
 
4. Bagaimana Sejarah Imlek menurut Matakin?
 
Sejarah Tahun Baru ‘Imlek’, seperti yang diuraikan dalam ‘Prolog’ adalah Sesuatu yang merupakan Firman Tian melalui Nabi Khongzi . Bukan menurut Matakin atau menurut siapa (pun). Matakin hanya melakukan peng’lurus’an dari apa yang dipahami orang secara kaprah.
 
5. Bagaimana pendapat anda Toleransi Kerukunan Ber-Agama ?
 
Dalam hal toleransi seperti yang dimaksud dalam pertanyaan diatas, seharusnya dipahami paling tidak dalam tiga aspek, yakni Toleransi, Solidaritas dan Harmonis dalam satu pengertian yang utuh. Toleransi; menghargai/ menghormati Eksistensi keberadaan pihak lain.
 
 
Solidaritas, ada rasa Tepasalira sehingga tidak melecehkan pihak lain, karena itu tentunya hal yang tidak diinginkan mengena pada dirinya, sebaliknya secara sadar membangun kebersamaan. Harmonis sebagai upaya mewujudkan ‘Menerima’ Perbedaan, tidak memaksa kehendak bahwa diri sendirilah yang paling ‘Benar’. 

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami