search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pohon "Salak Lanang" Berusia Puluhan Tahun, Diyakini Sebagai Penjaga Pohon Lainnya
Jumat, 6 September 2019, 13:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Beritabali.com, Selat. Wilayah Desa Sibetan, Bebandem dan Kecamatan Selat, Karangasem dikenal sebagai wilayah penghasil buah salak dengan kualitas yang cukup bagus.
 
[pilihan-redaksi]
Beberapa jenis salak bisa ditemukan di kedua wilayah ini, namun umumnya jenis seperti salak gula pasir, salak porong dan salak biasa yang paling banyak ditanam oleh petani salak. 
 
Namun ada satu jenis pohon salak yang cukup unik dan disakralkan oleh pemilik kebun yaitu "Salak Lanang". Konon Salak lanang ini sangat jarang ditemukan dan dipercaya sebagai "pengempu" atau menjaga agar pohon salak bisa terus berbuah.
 
Penasaran dengan keberadaan Pohon "Salak Lanang" ini, pada hari Jumat (06/09/2019) ditemani oleh salah seorang warga asal Desa Duda Utara, Selat, Karangasem bernama I Komang Putra kami mencoba mencari tau tentang informasi Salak Lanang tersebut, hingga akhirnya memperoleh informasi bahwa di salah satu kebun salak milik warga yang tinggal di Dusun Tukad Sabuh, Desa Duda Utara, Selat, Karangasem terdapat pohon salak yang dimaksud.
 
Nama pemilik kebun salak tersebut adalah Ni Nengah Sudiasih, usianya sekitar 80 tahunan tinggal sendirian di tengah areal kebun salak yang ada di Dusun Tukad Sabuh. Awalnya ketika datang ke rumahnya, Sudiasih cukup kaget dikiranya ada keperluan tertentu. 
 
Namun setelah dijelaskan akhirnya dengan senang hati Sudiasih mengantar ke tengah kebun salaknya untuk menunjukkan pohon salak lanang tersebut. 
 
Posisi pohon salak lanang ini berada sekitar 50 meter dari rumah Sudiasih. Jika dilihat, sekilas pohon "salak lanang" ini tidak ada bedanya dengan salak biasa lainnya. 
 
Hanya saja menurut Sudiasih yang membedakannya adalah salak lanang ini tidak bisa berbuah seperti salak pada umumnya.
 
"Awalnya saya dan almarhum suami tidak tau bahwa itu salak lanang, sempat mau ditebang karena tidak kunjung berbuah namun ada yang memberitahu bahwa itu salak lanang yang dipercaya sebagai "pengempu" salak - salak yang lainnya agar tetap berbuah," tutur Sudiasih.
 
Salak Lanang yang tumbuh di kebun dengan luas puluhan are milik Sudiasih ini cuma ada satu pohon saja dan sudah berusia lebih dari 30 tahun. Sudiasih memiliki keyakinan dengan adanya Salak Lanang ini dikebunnya, pohon salak yang ada dikebunnya akan tetap berbuah meskipun sedang tidak dalam musim panen salak.
 
Oleh sebab itu, Salak Lanang ini juga disakralkan oleh Sudiasih dengan cara dihaturkan berupa canang dan rarapan setiap harinya dengan harapan agar salak dikebunnya bisa tetap berbuah.
 
"Selama ini, di saat pohon salak dikebun petani lain tidak berbuah, di kebun saya bisa dipastikan ada saja buah salak yang bisa dipanen," kata Sudiasih.
 
Selain itu, Sudiasih juga menyakini bahwa ketika dari dahan pohon salak lanang ini muncul toktokan atau tunas bunga dari pangkal dahan salak, maka bisa dipastikan pohon - pohon salak lainnya yang berada dikebun tersebut akan berbuah.
 
Untuk perawatannya sendiri, "Salak Lanang" diperlakukan cukup berbeda dengan salak - salak pada umumnya, selain dihaturkan berupa canang dan sesajen, Sudiasih juga tidak sembarangan melakukan pembersihan dahan. Khsus Salak Lanang hanya dilakukan pembersihan dahan yang sudah kering sebanyak sekali dalam setahun.
 
[pilihan-redaksi2]
Sementara itu, terkait dengan keberadaan pohon Salak Lanang ini, dari Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Selat, I Nyoman Adi Putra ketika dikonfirmasi mengatakan, terkait dengan Salak Lanang dirinya sendiri pernah mendengarnya hanya saja untuk mendetail Putra mengaku tidak begitu banyak tau tetang salak lanang tersebut.
 
"Ya saya pernah dengar, tapi tidak terlalu banyak tau, yang jelas Salak Lanang tersebut meskipun tanamannya subur tidak akan pernah berbuah," kata Adi Putra ketika dikonfirmasi.
 
 Putra juga mengungkapkan, sejauh ini terkait dengan keberadaan Salak Lanang ini sangat sedikit bahkan khusus untuk diwilayah Selat sendiri kemungkinan hanya ada satu atau dua pohon saja. (bbn/igs/rob)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami