Total Kerugian Korban SGB Rp60 M, Ketua Forum Korban: Tuntut Hak Kok Dipersulit
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Ketua Forum Peduli Korban PT Solid Gold Berjangka (SGB), I Made Warsa mendesak Gubernur Bali segera merespon rekomendasi DPRD Bali untuk menutup operasional SGB yang telah mengakibatkan kerugian korbannya hingga mencapai Rp60 miliar.
[pilihan-redaksi]
Selain itu, pihaknya juga memohon PT SGB untuk mengembalikan modal yang disetor konsumen selama ini. Dari data yang tercatat, diketahui dana korban yang disetor telah mencapai Rp31 miliar lebih dan yang belum terdata sebesar Rp30 miliar.
"Kami memohon pihak SGB kembalikan modal, mendesak gubernur Bali segera merespon rekomendasi DPRD Bali untuk segera menutup sementara operasional PT SGB untuk mencegah timbulnya korban lagi," ungkapnya saat acara pembukaan data korban dan seminar motivasi untuk korban yang diadakan Forum Peduli Korban Komoditi Berjangka, Minggu (17/11/2019) di Denpasar.
Ia mengakui awalnya menyetorkan modal ke SGB karena tergiur iming-iming profit besar yakni sekitar 5-10% per bulan. selain itu, lanjutnya apa yang dijelaskan marketing SGB bahwa uang yang disetor aman tanpa risiko dan modal sewaktu-waktu dapat ditarik.
Tetapi kenyataannya, kata dia, tidak seperti itu informasi itu menyesatkan dan uang yang disetor tidak dapat diambil karena masih mengambang di pasar. "Kami mempercayakan uang yang disetor, tetapi menuntut hak kami kok dipersulit," tandasnya.
Warsa menyebut dari kerugian masing-masing orang korban PT SGB bervariasi mulai Rp100 juta hingga Rp2 miliar. Upaya yang dilakukannya selama ini adalah mengadukan ke Otoritas Jasa Keuangan, namun ditolak karena kewenangan sebenarnya ada di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappepti).
Dari Forum Anggota sebanyak 103 orang yang dibentuk dari korban sesama SGB itu, mereka juga berupaya untuk termotivasi semangat berjuang untuk lebih luas bukan sekadar dalam forum tetapi untuk masyarakat Bali agar tidak menjadi korban lagi.
Sementara itu, Motivator Ni Nengah Wardani mengatakan peristiwa ini terjadi karena informasi tidak benar dan detail serta masyarakat yang kurang cerdas.
Selain itu, kata dia, mereka tergiur iming-iming keuntungan besar walau mendapatkan uang untuk disetor dari dari pinjaman bank, koperasi, LPD dan sebagainya. Dengan kegiatan ini, ia berharap masyarakat cerdas sehingga terhindar dari korban ketidakjelasan informasi.
Di sisi lain ia juga memberikan motivasi untuk masyarakat yang sudah terlanjur menjadi korban agar bangkit dari terpurukan karena jika terus terpuruk nantinya tidak bisa bekerja.
"Terus mari kita hadapi, ikhlaskan dan tetap berjuang untuk menuntut hak yang sesuai dijanjikan," pungkas salah satu dosen perguruan swasta di Bali.
Reporter: bbn/rob