search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Suami Mengajak Bikin Video Seks, Apa Ini Wajar?
Minggu, 16 Februari 2020, 18:05 WITA Follow
image

beritabali.com/ilustrasi/net

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Tanya: “Dok, suamiku punya keinginan yang nyeleneh nih, dia beberapa kali ingin merekam hubungan seksual kami, bahkan suka memfoto aku pas tidak berbusana. Sebenarnya kami sudah pernah sekali merekam video hubungan seksual kami dan kami menikmatinya saat menonton bersama, tapi aku meminta segera menghapusnya supaya tidak jadi masalah. Takut tersebar dok Tetapi sekarang dia minta terus. Gimana dok? Apa ini wajar?” (Bianca,27th)

[pilihan-redaksi]

Jawab: Membuat video pribadi, sekarang sangat mudah, semua orang bisa melakukannya. Pasangan yang ingin mendokumentasikan kemesraannya ternyata alasannya bervariasi. Ada yang buat ditonton bersama supaya tahu bagaimana “tampilan” mereka di video, ada juga untuk “kenang-kenangan” buat pasangan seandainya tidak sedang bersama. Istilahnya “obat kangen”. 

Atau ada juga yang mendokumentasikan tanpa sepersetujuan pasangan, bisa secara sembunyi, atau ada juga dengan paksaan, dengan berbagai alasan, buat koleksi, atau untuk suatu saat “dibangga-banggain” kepada teman-temannya. Malah ada pernah terjadi, pasangan kekasih sengaja mendokumentasikan hubungan seksual dengan menyuruh orang lain yang memvideokan untuk urusan komersil, dijual filmnya. Jadi, kembali lagi, wajar tidaknya tergantung dari tujuannya, yang masih dianggap wajar adalah bila membuatnya sesekali dua kali saja, demi kepentingan untuk dinikmati pribadi, berdua saja, sebagai sebuah variasi kehidupan seksual. Tentu saja kemudian yang jadi catatan adalah, kalau memang berniat membuat demi kepentingan berdua, buat pribadi, tentu saja jangan sampai tersebar luas.

Video seks jika dimanfaatkan secara bertanggung jawab dengan terbatas untuk kepentingan pribadi, dapat memiliki manfaat personal dan manfaat klinis. Dokumentasi video seks pribadi bisa saja menjadi alat bantu juga buat meningkatkan stimulus seksual bersama, karena menonton bagaimana diri kita dan pasangan melakukan kemesraan seksual juga bisa jadi referensi positif untuk melakukan hubungan seksual yang menyenangkan, asal dilakukan tanpa paksaan, disetujui bersama, berhati-hati, serta tentu saja ditonton sebagai “part of the show” atau bagian dari hubungan seksual itu sendiri. Jadi, mengkonsumsi video seks sebaiknya dilakukan bersama-sama atau sepengetahuan bersama. Itu akan jauh lebih menyenangkan dan lebih aman. Sekaligus bisa mengevaluasi apakah hubungan seksual yang dilakukan selama ini sudah dapat dikatakan menyenangkan buat bersama. Asik juga, bila berdua bisa saling mengomentari tayangan video yang dibuat bersama.

Video seks yang dibuat, jika dikelola dengan tepat waktu dan tepat tontonan (bukan yang ekstrem), bisa bermanfaat untuk relaksasi, melepaskan ketegangan pasca menontonnya, selama semuanya berhenti sampai di sana saja. Kita harus memahami juga bahwa, aktifitas seksual sesungguhnya, selama dilakukan dengan saling setia dengan pasangan yang sah atau yang dicintai akan membawa kebugaran diri jika aktifitas seksual itu bisa terpenuhi dengan memuaskan. Endorfin yang dikeluarkan otak saat orgasme dan tercapai kepuasan seksual adalah penanda rasa senang, tenang, nyaman dan bagus untuk kehidupan seksual, kualitas hidup dan mencegah penuaan dini. Demikian juga bila ternyata, pasangan sedang jauh, video seks bisa ditonton sendiri sambil bermasturbasi. Ingat, masturbasi yang dilakukan, asal tidak menggunakan alat bantu yang aneh-aneh dan tidak terlalu sering, semua bisa fine-fine saja dan menyehatkan. Berbeda dengan persepsi kuno yang menyebutkan akan berbahaya dan menimbulkan penyakit.

Pada waktu membuatnya tentu saja syarat yang harus diperhatikan adalah: tidak ada unsur paksaan kepada pasangan saat membuatnya, disetujui bersama, dan yakin bahwa rekaman tidak bakal bisa bocor tersebar kemana-mana. Komitmen yang kuat harus benar-benar dipegang, kalau tidak yakin, sebaiknya tidak usah membuatnya, karena belakangan ini makin banyak video seks yang bocor justru dari mereka yang memang pasangan yang sah, bukan lagi antar pacar atau selingkuhan saja..

Terakhir, berhati-hatilah dengan risiko. Sesungguhnya memang risiko bocor ke publik adalah yang paling ditakutkan, karena konsekuensinya banyak, bisa mengakibatkan stres hingga depresi, sebab cap buruk yang melekat bisa tidak kuat buat dipikul bagi banyak orang yang mengalaminya. Belum lagi risiko kekerabatan, pekerjaan juga memperburuk goncangan psikis sering kali, walau pada beberapa orang lainnya tidak banyak memunculkan efek jangka panjang. 

Reporter: bbn/oka



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami