Jumlah Kasus Positif Corona Global Tembus Sejuta
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Berdasarkan data Worldometers, Jumat (3/4/2020) pukul 07.01 WIB. Jumlah orang dari seluruh dunia yang terinfeksi mencapai lebih dari 1 juta, atau tepatnya 1.014.296. Dari data itu sebanyak 212.018 orang dinyatakan sembuh, sedangkan 52.982 orang meregang nyawa dan tidak tertolong.
[pilihan-redaksi]
Tak main-main penambahan jumlah kasus per hari dari seluruh dunia mencapai 79.100 kasus positif. Dan jumlah yang terbanyak kasus disumbangkan oleh Amerika Serikat sebanyak 244.230.
Hal ini karena Amerika mampu mendeteksi secara cepat temuan kasus di tengah masyarakat. Tak main-main Amerika memakai alat tes corona yang bisa mendeteksi dalam 5 menit yang dikeluarkan Abbott yang tidak memerlukan laboratorium biosafety level (BSL) II, namun sampel yang di tes tetaplah dahak, atau diambil dengan metode swab.
Tapi sayang dari temuan kasus itu, sudah ada kematian sebanyak 5.883 kematian. Namun 10.403 orang di antaranya orang di Amerika berhasil sembuh.
Sementara itu Italia, sudah ada sebanyak 115.242 kasus positif dengan tambahan kasus per hari bertambah 4.668 kasus. Mirisnya 13.915 orang meninggal dunia, dan 18.278 sudah dinyatakan sembuh.
Spanyol tak jauh berbeda, sebanyak 112.065 orang sudah terinfeksi, 10.348 meninggal dunia, dan sebanyak 26.743 berhasil pulih dan sembuh.
Sedangkan di dalam negeri total kasus positif ada di Indonesia sebanyak 1.790 kasus, dengan pertambahan kasus per hari sebanyak 113 kasus. Sebanyak 112 orang sudah dinyatakan sembuh. Sayang kasus yang meninggal lebih besar yakni sebanyak 170 orang.
Banyaknya mereka yang meninggal membuat tingkat kematian di Indonesia cukup tinggi yakni 9,4 persen. Tertinggi kedua dunia setelah Italia yang sebesar 12 persen.
Menurut Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD mengatakan jika angka persentase kematian di Indonesia belum mendekati kebenaran karena temuan kasus yang masih terbilang sedikit.
"Artinya belum bisa dibilang angka kematiannya tinggi, karena yang terdiagnosis masih kurang, dan datanya masih terlalu dikit terlalu kecil. Tapi beberapa hari kemudian saya kira 1 sampai 2 minggu kemudian. Waktu di bawahnya tinggi katakanlah 1.000 sampai 5.000 kasus katakanlah, itu sudah mendekati kebenaran angka kematiannya," ungkap Prof. Zubairi saat dihubungi.
Sumber: Suara.com
Reporter: bbn/net