search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Moderna Klaim Vaksin Booster Ampuh Lawan Varian Delta
Jumat, 6 Agustus 2021, 11:00 WITA Follow
image

beritabali/ist/Moderna klaim vaksin booster ampuh lawan varian delta.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Moderna mengklaim vaksin booster ampuh meningkatkan antibodi hingga 42 persen melawan varian Delta yang sangat menular. Kasus COVID-19 di Indonesia hingga Amerika Serikat sedang melonjak akibat varian ini. 

Dilansir situs WebMD, Jumat (6/8/2021), Moderna menyebut perlindungan vaksin mereka memudar setelah enam bulan ketika melawan tiga varian virus corona: Beta, Gamma, dan Delta. Oleh sebab itu mereka berkata vaksin booster diperlukan.

Pihak Moderna mengklaim vaksin booster memperkuat antibodi sebanyak 32 kali lipat melawan varian Beta, 44 kali lipa melawan varian Gamma, dan 42 kali lipa melawan Delta. Hal itu diungkap Moderna kepada investor berdasarkan studi skala kecil. 

Moderna juga berkata vaksinnya masih ampuh melawan kasus parah COVID-19 usai enam bulan setelah suntikan dosis kedua. Sebelumnya, perusahaan Pfizer juga berkata vaksin booster mampu memperkuat antibodi. Meski perlindungan berkurang setelah enam bulan, Pfizer menyebut vaksin dua dosis mereka tetap sangat ampuh melawan varian Delta.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, saat ini ada 35,4 juta kasus corona di AS. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyerukan penangguhan booster vaksin untuk COVID-19 setidaknya hingga akhir September.

Kepala WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan jeda akan memungkinkan setidaknya 10% dari populasi di setiap negara untuk divaksinasi. Melansir BBC, Kamis (5/8), sejumlah negara termasuk Israel dan Jerman telah mengumumkan rencana untuk memberikan dosis ketiga.

Tapi Dr Tedros telah memperingatkan adanya negara-negara miskin yang tertinggal. Menurut WHO, negara-negara berpenghasilan rendah hanya mampu memberikan 1,5 dosis untuk setiap 100 orang karena kurangnya pasokan.

Dr Tedros mengatakan bahwa perlu ada pembalikan dan sebagian besar vaksin harus diberikan ke negara-negara berpenghasilan rendah. 

"Saya memahami kepedulian semua pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari varian Delta. Tetapi kami tidak dapat menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global menggunakan lebih banyak lagi," tambahnya. 

Sumber: Liputan6.com

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami