Mengenal Timbungan, Cara Memasak Khas Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Kebudayaan di Bali begitu kayak termasuk juga dalam mengolah masakan. Ada Tenik Tradisional yang kerap digunakan untuk memasak pada Hari Raya Galungan, yakni Timbungan.
Saat Galungan, menurut Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana I Gede Pitana, masyarakat Bali merayakannya dengan memasak ragam makanan yang dianggap mewah dibandingkan dengan keseharian mereka. Biasanya masyarakat Bali memotong aneka hewan untuk diolah jadi masakan.
Paling umum adalah babi, tapi bisa juga ayam atau bebek. Salah satu masakan olahan daging yang sering jadi primadona saat perayaan Galungan adalah timbungan. Tak Hanya Tum dan Lawar “Timbungan itu adalah daging babi atau daging apa saja boleh, yang dimasak di dalam bambu yang muda,” kata Pitana, dilansir Kompas.com.
Daging tersebut sebelumnya telah dicampur dengan aneka bumbu khas Bali. Setelah itu daging dan bumbu dimasukkan ke dalam bambu, lalu dimasak dengan cara didekatkan ke tungku masak di dapur.
Timbungan sebenarnya berarti dimasak dalam bambu. Timbungan juga bisa diartikan sebagai cara mengolah masakan berbahan dasar daging hewan jenis unggas, dan ikan yang dimasukkan dalam bambu kemudian dicampurkan dengan rempah pilihan.
Timbungan bisa dibilang salah satu hidangan yang semakin langka di Bali. Pasalnya proses memasaknya bisa dibilang rumit dan butuh waktu lama. “Kenapa langka? Karena jarang ada yang mau masak, karena proses masaknya lebih dari 12 jam,” kata Chef Ida Bagus Udiana dari Restoran Bebek Timbungan-Balinese Heritage Cuisine pada Kompas.com, Rabu (7/11/2019).
Selain menggunakan daging babi, timbungan juga umum dibuat dengan menggunakan daging hewan unggas seperti bebek dan ayam. Proses yang lama pada timbungan yang menggunakan daging bebek di antaranya karena bebek yang digunakan sudah tua dan harus dimasak dengan api kecil. Proses memasak yang lama membuat daging dalam bambu memiliki tekstur empuk dengan bumbu meresap.
Walaupun bisa ditemukan di kehidupan sehari-hari, masyarakat Bali khususnya akan membuat timbungan untuk ritual perayaan hari besar seperti Galungan yang jatuh pada Rabu (16/9/2020). “Sebenarnya timbungan bukan khas Galungan, itu setiap ada upacara pesta. Tapi saat Galungan karena semua orang merayakan itu, semua orang punya daging yang banyak, maka itu jadi pesta pora satu pulau Bali,” jelas Pitana. Konon, penyematan nama timbungan dikutip dari naskah kuno Dharma Caruban, salah satu santapan Bali yang tradisional dalam upacara ritual.
Reporter: bbn/tim