3 Kali Digagalkan, Pria di Pedungan Akhirnya Tewas Gantung Diri
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Fenomena gantung diri atau ulah pati beruntun terjadi di Denpasar. Para korban kerap beralasan nekat gantung diri karena mengalami sakit yang tak kunjung sembuh selama bertahun-tahun.
Hal ini dialami Wayan AR (46) yang tinggal di Jalan Pulau Saelus Pedungan, Denpasar Selatan. Pria ini sempat 3 kali mencoba bunuh diri tapi gagal.
Tamatan Sarjana Ekonomi ini akhirnya tewas di kamarnya dengan cara gantung diri, pada 31 Mei 2022 sekitar pukul 16.00 WITA.
Saksi yang melihat kejadian ini adalah Nyoman TK (70), orang tua korban. Menurut saksi yang bekerja sebagai pedagang ini, pada Selasa 31 Mei 2022 sekitar pukul 16.00 Wita bagun dari tidur dan memanggil anaknya (korban).
"Orang tuanya (Saksi) memanggilnya untuk mengupas sayuran," ujar Kasi Humas Polresta Denpasar Iptu Ketut Sukadi, pada Rabu 1 Juni 2022.
Lantaran anaknya tidak ditemukan di halaman rumah, saksi lantas membuka pintu kamar tidur korban. Alangkah kagetnya saksi melihat anaknya tergantung di atas ventilasi kamar menggunakan selendang warna orange.
"Saksi secara spontan mengambil pisau dan memotong selendang tersebut, selanjutnya saksi melapor ke Kaling dan Kadat untuk diteruskan ke Kepolisian," ungkap Iptu Sukadi.
Polsek Denpasar Selatan dan tim identifikasi tiba di lokasi kejadian untuk memeriksa kondisi tubuh korban. Korban ditemukan tergantung di lubang ventilasi kamar menggunakan selendang warna orange.
Korban tidak memakai baju dan mengenakan celana kain pendek warna abu-abu.
Sekitar pukul 19.17 WITA, petugas dari BPBD Kota Denpasar tiba di TKP dan mengevakuasi ke RSUP Sanglah dengan menggunakan Mobil Ambulance.
"Nihil ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban," ujarnya.
Iptu Sukadi menerangkan pihak keluarga menjelaskan bahwa Wayan AR sempat 3 kali mencoba bunuh diri tapi selalu diketahui oleh orang tuanya.
"Selalu digagalkan orang tuanya. Korban sendiri sering berhalusinasi dan seperti dikejar kejar orang," bebernya.
Hal itu dijelaskan Ni Ketut SY, istri korban. Perempuan yang bekerja di Kantor Kelurahan Serangan ini masih terlihat syok begitu mengetahui suaminya tewas akibat bunuh diri.
Kepada Polisi saksi mengatakan selama ini tidak ada masalah dengan suaminya. Suaminya bekerja jualan sembako di depan rumahnya. Ia mengakui suaminya memiliki kelainan jiwa dan sering berhalunisasi.
"Keterangan dari pihak keluarga, korban sempat mendapatkan perawatan medis di RSUP Sanglah dan sembuh. Setiap bulan berobat ke Puskesmas dan dikasi suntikan penenang," terang Iptu Sukadi.
Catatan redaksi:
Hidup memang terkadang membuat individu goyah hingga berpikir untuk jalan pintas mengakhiri hidup. Namun percayalah ada jalan keluar yang lebih baik dari kematian.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, silakan menghubungi P3B (Pusat Pelayanan Pencegahan Bunuh Diri) Keluarga Compassion Tel: 082335555644, XL: 081999162555, IND: 08587536536
Reporter: bbn/bgl