search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sri Mulyani: Ekonomi Dunia Terguncang Konflik China-Taiwan
Senin, 8 Agustus 2022, 13:43 WITA Follow
image

bbn/Suara.com/Sri Mulyani: Ekonomi Dunia Terguncang Konflik China-Taiwan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Belum selesai urusan perang antara Rusia dan Ukraina, kini ekonomi global kembali menghadapi tantangan dan guncangan baru terkait pertikaian antara China dan Taiwan yang makin memanas.

Hal tersebut tak terlepas dari kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi yang datang ke Taiwan pada pekan kemarin. Kedatangan Nancy membuat China geram.

"Hadirnya Ketua DPR AS di Taiwan membuat eskalasi yang luar biasa. Tentunya menimbulkan kemungkinan dari sisi keamanan namun juga dari sisi politik ekonomi," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru 2022 Universitas Indonesia secara virtual, Senin (8/8/2022).

Sri Mulyani menambahkan dalam konflik geopolitik tersebut instrumen ekonomi menjadi instrumen perang. Contohnya sanksi ekonomi yang dijatuhkan negara-negara Barat ke Rusia akibat menginvasi Ukraina.

"Tentu saja tidak hanya memberikan dampak dari sisi militer, tetapi dari sisi ekonomi dan keuangan negara," kata dia.

{bbseparator]

Kondisi ekonomi global saat ini makin penuh dengan ketidakpastian akibat situasi geopolitik sejumlah negara yang mempengaruhi dunia.

"Dengan dunia memiliki geopolitik yang luar biasa besar, maka seluruh dunia merasa tidak aman," katanya.

Ketidakamanan tersebut, menurut dia dapat mengancam hubungan antar negara yang selama tiga dekade di bawah asumsi bahwa dunia akan saling berhubungan baik dari sisi perdagangan, investasi, lalu lintas manusia, lalu lintas modal, lalu lintas barang, dan lalu lintas informasi.

Kondisi geopolitik saat ini yang penuh dengan potensi perang dan kompetisi, kata dia, pada akhirnya memicu banyak negara mencari hal-hal yang dapat meningkatkan ketahanan dari perekonomiannya masing-masing.

"Artinya proteksionisme kemungkinan akan semakin besar, blok akan semakin menguat," kata dia.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami