Simakrama Galungan Bacaleg Golkar Masih Ngebon Paket Sembako di Pupuan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Isu kurang sedap berhembus di internal Partai Golkar. Hal ini lantaran ada kabar yang menyebutkan calon anggota legislatif untuk DPR RI belum membayar alias 'ngebon' paket sembako di Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan.
Tunggakan pembelian paket sembako ini untuk keperluan simakrama dengan warga menjelang Hari Raya Galungan. Bahkan, ketika ditelisik lebih jauh, sumber di internal Golkar menyebutkan tunggakan dilakukan oleh paketan Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) Golkar untuk Kursi DPR RI dan kursi DPRD Provinsi Bali.
Paketan Bacaleg Golkar untuk DPR RI atas nama Nyoman Sugawa Kori dan Dewa Suamba Negara melakukan Simakrama ke Banjar Margasari Desa Pujungan Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan Seminggu sebelum hari raya Galungan yang lalu.
Dalam simakrama itu, paketan Bacaleg ini membagikan sembako kepada warga banjar, namun sayang, paket sembako yang dibeli di salah satu pedagang di Pasar Pujungan ini, sampai saat ini belum dibayarkan.
Adapun jumlah paketan sembako yang dibagikan sebanyak 110 paket yang isinya 5 kg beras, 500 gram bawang putih, 500 gram bawang merah dan 500 mililiter minyak goreng.
Made Sumiarti, 41 tahun pedagang yang memasok paket sembako tersebut, ketika dikonfirmasi membenarkan jika paket sembako yang dibagikan kepada warga oleh pasangan Bacaleg tersebut memang belum dibayarkan oleh orang yang memesan paket sembako tersebut.
"Mengenai kapannya, saya tidak ingat yang jelas itu sekitar 10 hari sebelum Galungan 2 Agustus lalu. Yang jelas paket sembako yang diambil tidak sampai saat ini belum dibayarkan, janjinya paket tersebut dibayar setelah acara Simakrama, tapi sampai saat ini belum ada pembayaran," jelasnya pada Senin, (21/8).
Adapun jumlah paket sembako yang diambil dari warungnya disebutkan Sumiarti sebanyak 110 paket dengan harga per paket Rp 105 ribu, atau jika totalkan jumlahnya mencapai Rp 11.5 juta. Selain menunggu itikad baik dari orang yang disuruh memesan paket sembako ini oleh Pasangan Bacaleg tersebut, Sumiarti mengaku sudah melakukan beberapa upaya penagihan. Sampai akhirnya Sumiarti mencoba untuk menghubungi kantor sekretariat Golkar Tabanan.
"Namun di sekretariat Golkar saya belum mendapat jawaban pasti. Karena yang menerima telpon saya masih melakukan penelusuran. Saya berharap itu segera dilunasi karena akan saya gunakan untuk modal usaha," ujarnya.
Meski dihutangi, Sumiarti mengaku tidak trauma dalam menjalankan usaha dagang yang sudah 10 tahun digelutinya. "Ya namanya juga usaha pasti ada untung dan ruginya. Saya berharap dibayar, karena jujur untung yang saya dapat dari paket itu tipis, hanya Rp5 ribu per paket," ujar ibu tiga anak ini.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Tabanan, I Nyoman Wirya, ketika dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Namun demikian Wirya mengaku tidak bisa berbuat banyak, karena hal tersebut bukan urusan partai tapi urusan perorangan.
"Saya mendengar ada informasi itu, kader di bawah juga sempat membicarakan hal itu. Tapi untuk detailnya saya tidak tau seperti apa. Namun saya berharap hal tersebut diselesaikan, kasian pedagangnya jika dihutangi lama," ungkapnya.
Ketika dikonfirmasi apakah paketan Bacaleg tersebut adalah Sugawa Kori dan Dewa Suamba Negara, Wirya menjawab diplomatis. "Mengenai nama saya tidak berani menyebutkan, takut terjadi kesalahpahaman di internal, namun yang jelas kabar itu ada dan saya sudah minta kepada PK Pupuan dan Selemadeg untuk menyelesaikannya," tambahnya.
Salah satu Bacaleg yang juga Ketua DPD Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry membantah jika ada tunggakan pembayaran. Ia menyebutkan telah menyerahkan dana pada panitia kegiatan.
“Pada saat acara di sana, semua dana bantuan sudah diserahkan kepada panitianya. Saya cek lagi kepada panitianya nggih,” ujarnya singkat melalui pesan WhatsApp.
Editor: Robby
Reporter: bbn/tab