search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Azerbaijan Serbu Nagorno-Karabakh, Armenia Desak Rusia 'Turun Gunung'
Rabu, 20 September 2023, 08:06 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Azerbaijan Serbu Nagorno-Karabakh, Armenia Desak Rusia 'Turun Gunung'

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Armenia meminta bantuan Rusia untuk menghentikan operasi militer Azerbaijan yang berlangsung di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh pada Selasa (19/9).

Kementerian Luar Negeri Armenia mendesak Rusia mengerahkan pasukan perdamaiannya ke Nagorno-Karabakh untuk menghentikan "agresi skala besar" Azerbaijan.

Rentetan tembakan hingga ledakan yang berulang dilaporkan terdengar di Ibu Kota Karabakh yang disebut Azerbaijan sebagai Kota Khankendi. Sejumlah video baku tembak di wilayah itu tersebar di media sosial.

Armenia mengaku tidak menempatkan angkatan bersenjata di Nagorno-Karabakh saat operasi militer berlangsung. Yerevan pun mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membantu menghentikan "agresi" dan mendesak pasukan penjaga perdamaian Rusia yang memang telah ditempatkan di Nagorno-Karabakh untuk melakukan intervensi.

Aktivis separatis Karabakh menuturkan dua warga sipil tewas dan 23 orang lainnya terluka akibat operasi militer Azerbaijan ini. Namun, Reuters belum bisa memverifikasi pernyataan ini secara independen.

Melalui pernyataan, Kementerian Pertahanan Azerbaijan membenarkan "operasi militer" di Nagorno-Karabakh tersebut. Baku menuturkan operasi militer itu diluncurkan guna "melucuti senjata dan mengusir angkatan bersenjata Armenia" yang masih bertahan di wilayah tersebut.

Baku menegaskan operasi militer ini juga berlangsung demi "memulihkan tatanan konstitusional Republik Azerbaijan."

Azerbaijan mengklaim pihaknya menargetkan sasaran militer yang sah menggunakan "senjata presisi tinggi" dan membantah menyerang warga sipil. Warga sipil diklaim bebas keluar melalui koridor kemanusiaan baik itu ke wilayah Azerbaijan atau Armenia.

Rusia dan Turki yang selama ini turut "mengawasi" kondisi di Nagorno-Karabakh, telah mengetahui aktivitas militer Azerbaijan di Karabakh.

Menanggapi hal ini, Moskow telah meminta pihak-pihak yang berkonflik untuk menghormati perjanjian damai dan mengakhiri "pertumpahan darah".

Operasi militer ini dipastikan memicu ketegangan lebih lanjut antara Armenia dan Azerbaijan. Kedua negara sempat terlibat perang selama 44 hari pada 2020 di Nagorno-Karabakh akibat perebutan wilayah. 

Dalam perang itu, Azerbaijan merebut kendali wilayah-wilayah utama Karabakh, termasuk kota Shusha. Namun bagian lain dari wilayah itu, termasuk kota utama Stepanakert, masih berada di bawah kendali separatis Armenia.

Nagorno-Karabakh, yang dikenal sebagai Artsakh oleh orang Armenia, adalah wilayah pegunungan di ujung selatan pegunungan Karabakh, Azerbaijan.

Wilayah ini diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan walaupun mayoritas warganya etnis Armenia. Nagorno-Karabakh memiliki pemerintahan sendiri yang dekat dengan Armenia, tetapi tidak diakui secara resmi oleh Armenia atau negara lain mana pun.

Orang-orang Armenia, yang beragama Kristen, mengaku sudah lama tinggal di wilayah tersebut, sejak beberapa abad sebelum Masehi. Sementara itu, Azerbaijan, yang sebagian besar penduduknya adalah Muslim Turki, juga mengklaim memiliki ikatan sejarah yang kuat dengan wilayah tersebut.

Konflik Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh pun telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Kedua negara setidaknya telah terlibat dalam tiga kali perang dalam memperebutkan wilayah ini.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami