search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
NATO Wanti-Wanti Barat Kehabisan Amunisi Bantu Ukraina Lawan Rusia
Kamis, 5 Oktober 2023, 00:10 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/NATO Wanti-Wanti Barat Kehabisan Amunisi Bantu Ukraina Lawan Rusia

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) memperingatkan militer negara sekutu mulai kehabisan amunisi untuk diberikan kepada Ukraina.

Pejabat NATO dan Inggris, salah satu anggota aliansi itu, mendesak negara Barat untuk meningkatkan produksi amunisi dan senjata guna "menjaga Ukraina dalam perang melawan penjajah Rusia."

"Bagian dasar selongsong laras sekarang sudah terlihat (persediaan menipis). Kami (negara Barat) telah memberikan persenjataan dan amunisi yang sangat bagus kepada Ukraina tetapi tidak dari gudang yang penuh. Kami mulai memberikan donasi bantuan dari gudang (senjata) yang setengah penuh atau bahkan lebih sedikit dari itu di Eropa," kata Ketua Komite Militer NATO, Laksamana Rob Bauer dari Belanda, dalam diskusi di Forum Keamanan Warsawa pada Selasa (3/10).

Bauer merupakan salah satu pejabat militer paling senior di NATO. Pernyataan itu diutarakannya untuk menjelaskan jumlah persediaan amunisi Barat yang kian menipis setelah terus memberikan bantuan kepada Ukraina.

Kondisi ini pun membuat Ukraina waswas lantaran Kyiv masih terus berjuang mendepak tentara Rusia yang telah menginvasi negaranya sejak Februari 2022. Sampai saat ini, peperangan pun belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir.

Dikutip CNN, Menteri Urusan Angkatan Bersenjata Inggris, James Heappey, turut menyinggung masalah persediaan amunisi yang menipis. Meski begitu, ia menegaskan tidak menjadi alasan negara Barat menghentikan bantuan militer untuk Ukraina.

"Kita harus menjaga Ukraina tetap berjuang malam ini, besok, dan seterusnya. Artinya, terus memberi hari demi hari dan membangun kembali persediaan kita sendiri," kata Heappey.

Kabar persediaan senjata yang menipis ini datang ketika Amerika Serikat, negara yang paling banyak menggelontorkan bantuan untuk Ukraina, juga dilanda dilema. Kongres AS masih berdebat soal susunan anggaran negara terutama soal rencana menambah bantuan untuk Ukraina.

Perdebatan ini sampai-sampai membuat pemerintah AS sempat terancam "tutup" atau government shutdown pada akhir pekan lalu.

Sejak invasi Rusia berlangsung pada Februari 2022, AS telah memberikan berbagai bantuan keamanan, ekonomi, dan kemanusiaan kepada Ukraina senilai US$113 miliar.

Presiden Joe Biden pada Juli lalu meminta Kongres menyetujui tambahan bantuan US$24 miliar untuk Ukraina.

Namun, sejumlah anggota Kongres dari Partai Republik terutama para sekutu mantan Presiden Donald Trump menolak mentah-mentah permintaan Biden tersebut.

Sejumlah politikus Partai Republik bahkan menuding Ketua Dewan Perwakilan Kevin McCarthy telah membuat "kesepakatan rahasia" dengan Biden agar DPR mampu menggelar jajak pendapat soal rancangan anggaran bantuan Ukraina.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami