search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Isu Bali Dijual Murah Rp2 Juta di Cina, Tour Guide Beber Praktiknya
Selasa, 14 November 2023, 20:24 WITA Follow
image

beritabali/ist/Isu Bali Dijual Murah Rp2 Juta di Cina, Tour Guide Beber Praktiknya.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kabar tak sedap mengguncang dunia pariwisata Bali. Betapa tidak, Bali saat ini tengah ramai-ramainya kedatangan turis, kali ini dihebohkan jual paket wisata murah dari China dengan perkepala Rp2 juta lebih untuk 5 hari selama berlibur di Bali. 

Dipastikan, dampak paket wisata tersebut sangat merugikan pariwisata di Bali. Menurut seorang Praktisi Pariwisata Bali dan juga mantan guide, Claudius Daniel, praktik jual beli wisata di Bali ini sudah terjadi sejak tahun 2008. Bahkan, ia mengaku sejak belasan tahun terjun langsung dalam dunia guide. 

"Ya, praktik ini sudah terjadi sejak tahun 2008. Saat itu, biro perjalanan wisata menerima tamu dari Tiongkok. Transaksi dilakukan langsung dari Tiongkok ke biro perjalanan wisata yang di Bali," bebernya saat ditemui di Denpasar, pada Selasa 14 November 2023. 

Diungkapkannya, praktek ini terjadi setelah adanya kesepakatan antara travel di China dan Travel di Bali. Modusnya, bila ada tamu yang akan berwisata di Bali, maka guide Leader di China akan berkomunikasi dengan guide di Bali untuk perjalanan wisata para tamu ke Bali. 

"Untuk harga jual perkenalan, harganya bervariasi. Perkenalan antara 30 dolar sampai 60 dolar per hari. Lalu tour guide di Bali akhirnya membuat jadwal sendiri, merancang paket pariwisata sendiri. Intinya tour guide benar-benar judi, gambling. Tamu di antar ke art shop, ke toko suvenir, ke spa, restoran dan sebagainya," ungkap Daniel. 

Lantas dari mana mereka dapat untung? Ditanya demikian, Daniel mengatakan untungnya dari komisi tersebut. Tapi ada kalanya untung, ada kalanya rugi. 

"Jadi, banyak tamu ditinggal di tengah jalan, mereka dimarahin karena tidak mau belanja karena guide biasanya dapat fee dari art shop dan sebagainya," bebernya. 

Daniel menjelaskan, dari praktik jual beli kepala akhirnya bertransformasi menjadi "Bali dijual murah". Terlebih saat ini banyak iklan, melalui aplikasi media sosial di Cina, dengan bahasa Mandarin yang mempromosikan Bali dengan sangat murah. 

Salah satunya adalah iklan melalui WeChat yang disebar di Cina. Dalam iklan tersebut, Bali hanya dijual dengan harga RMB 999. Jumlah ini kalau dibawa ke rupiah hanya sebanyak Rp2.137.860. 

"Ini paket untuk 5 hari 4 malam di Bali. Ini sangat murah. Dan ini Bali dijual sangat murah. Dampaknya adalah citra pariwisata Bali sendiri. Para guide tidak peduli dengan Bali. Mereka hanya menjual Bali, dengan harga murah dan syukur kalau mereka untung. Sebab banyak guide yang akhirnya mengalami kerugian besar," bebernya. 

Dikatakannya, iklan tersebut marak saat ini dan beredar luas di Cina melalui aplikasi WeChat. Hal ini tidak bisa dibendung lagi dan sangat mengkhawatirkan Bali. Apalagi sampai akhir November ini diketahui Bali akan dikunjungi oleh 2 ribuan orang asal Cina.

Daniel meminta agar pemerintah dan Divisi Mandarin Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali dan stakeholder pariwisata Bali segera bertindak. Sebab Bali sudah memiliki Pergub Bali Nomor 28 Tahun 2020 Tentang Tata Kelola Pariwisata Bali. Selain itu ada juga MoU antara ASITA Bali, Dinas Pariwisata Bali, SatPol PP Bali, HPI Bali Divisi Mandarin tertanggal 25 Agustus 20223. 

"Bali dijual murah inilah menjadi tanggung jawab semua pihak, pemerintah, dinas pariwisata, SatPol PP, HPI Divisi Mandarin. Mereka yang punya kewenangan menertibkan hal tersebut," tegasnya. 

Sementara itu, pengamat pariwisata Hasan Basri menegaskan, sejak dulu, praktek jual beli kepala, Bali jual murah, hanya terjadi di market Tiongkok. 

"Semua orang juga bertanya hal yang sama. Praktik curang seperti kenapa hanya terjadi untuk market Cina. Kenapa pasar negara lainnya tidak terjadi. Kenapa seperti ini. Semua juga bertanya seperti itu," ujarnya. 

Hasan menduga ada proses pembiaran dan kerja sama simbiosis mutualisme antara pengusaha di Cina dengan yang ada di Indonesia. Ini sudah kerja sama yang sangat rapi. Mereka tidak memperhitungkan soal untung dan rugi. 

"Asal ada uang masuk mereka akan tetap dengan formula yang sama, uang masuk dan sebagainya. Jadi Cina memang jual murah," tandasnya. 

Editor: Robby

Reporter: bbn/spy



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami