search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Apa Itu Kemiskinan Kultural yang Gencar Digaungkan di Karangasem?
Selasa, 28 November 2023, 20:14 WITA Follow
image

beritabali/ist/Apa Itu Kemiskinan Kultural yang Gencar Digaungkan di Karangasem?

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Upaya Konvergensi antara Pemerintah Daerah dengan Kementerian Agama, PHDI dan MDA Kabupaten Karangasem dalam bentuk sosialisasi Kemiskinan Kultural dianggap penting dalam mewujudkan Kemiskinan Ektrem 0 Persen di tahun 2024. 

Bupati Karangasem I Gede Dana dan Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa bahkan turut terjun langsung memberikan pemahaman mengenai sosialisasi ini. 

Salah satunya, sosialisasi yang dihadiri yakni di Balai Banjar Gulinten, Bunutan dan di Balai Banjar Bau Kangin, Desa Nawakerti, Kecamatan Abang, Karangasem, Selasa (28/11). 

Usai sosialisasi, Pemerintah Kabupaten Karangasem juga menyiapkan 100 paket sembako di masing-masing tempat, untuk dibagikan kepada masyarakat yang kurang mampu, yang juga diserahkan langsung oleh Bupati Dana bersama Wabup Artha Dipa.

Bupati Dana mengungkapkan, Kemiskinan kultural adalah bentuk kemiskinan yang disebabkan oleh budaya dan kebiasaan yang terjadi di masyarakat. Budaya dan kebiasaan tersebut dapat berupa foya-foya, malas, tidak punya etos kerja, tidak mau belajar, tidak mau berubah, atau tidak mau berpartisipasi dalam pembangunan.

Kemiskinan kultural dapat menurunkan motivasi dan potensi seseorang untuk meningkatkan kesejahteraan diri dan lingkungannya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengatasi kemiskinan kultural yang membangkitkan motivasi dan potensi.

“Kemiskinan kultural adalah ketika kita hidup di lingkungan yang tidak mendukung kamu untuk maju dan sukses. Lingkungan kamu mungkin punya budaya dan kebiasaan yang tidak baik, seperti boros, malas, tidak mau belajar, tidak mau berubah, atau tidak mau ikut pembangunan. Budaya dan kebiasaan ini bisa membuat kita tidak punya motivasi dan potensi untuk meningkatkan hidup kamu,” imbuh Bupati Dana.

Bupati Dana menambahkan, kemiskinan kultural perlu diatasi agar angka kemiskinan tidak semakin bertambah, meningkatkan kualitas hidup dan  masyarakat, menghindari konflik sosial dan pertumbuhan ekonomi yang lambat. 

Wabup Artha Dipa dalam kegiatan tersebut juga ikut menambahkan, bahwa ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemiskinan kultural, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat itu sendiri. Dirinya mencontohkan, selain dengan memberikan sosialisasi atau pemahaman mengenai kemiskinan kultural itu sendiri, juga dengan memberikan bantuan ekonomi termasuk pelatihan dan pendidikan, fasilitas sosial yang diikuti dengan dukungan psikososial, pengakuan juga penghargaan.

Bupati Dana  maupun Wabup Artha Dipa diakhir acara meminta masyarakat dapat menyimak dengan baik sosialisasi yang diberikan dan dapat menyampaikan pertanyaan atau pun pendapat untuk permasalahan yang dimiliki. Ucapan terimakasih pun disampaikan kepada Majelis Desa Adat, PHDI dan Kementerian Agama Kabupaten Karangasem yang telah ikut bersinergi menuntaskan angka kemiskinan di Kabupaten Karangasem melalui sosialisasi ini.

Editor: Robby

Reporter: bbn/krs



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami