Iran Tuding Israel Dalang Pembunuhan 2 Komandan Garda Revolusi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Dua komandan tinggi militer Iran termasuk dalam tujuh pejabat Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) yang tewas dalam serangan udara di Suriah.
Iran menuduh serangan yang terjadi pada Senin (1/4) malam waktu setempat, didalangi oleh Israel.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan komandan senior IRGC Mohmmed Reza Zahedi dan Haji Rahimi tewas dalam serangan udara di gedung Konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
Selain Zahedi dan Rahimi, lima pejabat IRGC lain yang tewas di antaranya Hossein Aman Elahi, Mehdi Jalalati, Mohsen Sedaghat, Ali Aghababaee, dan Ali Salehi Roozbahani. Staf kedutaan dan penasihat militer juga tewas dalam serangan ini.
Dilansir CNN, Duta Besar Iran di Damaskus Hossein Akbari mengatakan gedung konsulat menjadi sasaran enam rudal dari pesawat tempur F-35 Israel.
Menanggapi serangan ini, pihak Israel enggan berkomentar. Namun juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengaku yakin gedung Iran yang terkena serangan itu adalah "gedung militer pasukan Quds" dan bukan konsulat.
"Menurut sumber intelijen, ini bukan konsulat dan bukan kedutaan. Saya ulangi ini bukan konsulat dan bukan kedutaan. Ini adalah bangunan militer pasukan Quds yang menyamar sebagai bangunan sipil di Damaskus," kata Hagari.
Ketika ditanya apakah Israel terlibat dalam serangan di konsulat Iran, Hagari menolak berkomentar. Namun dia menuding dalam enam bulan terakhir, Iran membuat "kawasan ini semakin memanas".
"Dia (Iran) adalah aktor utama yang melakukan kekejaman di wilayah ini dengan menggunakan proksi di Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman. Bagkan pagi ini, kendaraan udara tak berawak Iran menghantam pangkalan Israel di Eliat," ungkapnya.
Sementara itu menurut laporan New York Times, empat pejabat Israel yang tak disebutkan namanya mengakui bahwa Israel yang melakukan serangan di Damaskus.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, memperingatkan kemungkinan "tindakan timbal balik" dari insiden itu.
"Iran mempunyai hak untuk mengambil tindakan timbal balik dan akan memutuskan jenis tanggapan dan hukuman terhadap agresor," kata Kanaani.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menyebut serangan itu sebagai pelanggaran terhadap semua kewajiban dan konvensi internasional. Dia pun menuntut "tanggapan serius" dari semua komunitas internasional. (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net