search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Viral Fenomena Kawasan Permukiman Kintamani Dipenuhi Laba-laba Bergelantungan
Sabtu, 13 April 2024, 11:35 WITA Follow
image

bbn/medsos/Viral Fenomena Kawasan Permukiman Kintamani Dipenuhi Laba-laba Bergelantungan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BANGLI.

Sebuah video di media sosial memperlihatkan fenomena gerombolan laba-laba bersarang dan bergelantungan di sepanjang kabel tiang listrik di kawasan permukiman Gunung Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.

Dari rekaman video itu, di sepanjang jalannya terlihat kabel listrik yang dipenuhi oleh laba-laba yang bergelantungan dan sarangnya. 

Sumarsono, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, mengaku belum bisa memastikan lokasi dan waktu fenomena itu terjadi.

"Kami tidak punya kemampuan sumber daya untuk mengecek titik lokasinya. Apalagi kalau tidak tahu nama desanya," kata dia, saat dikonfirmasi Jumat (12/4).

Ia juga tak mengetahui jenis laba-laba yang bergelantungan di kabel tiang listrik jalanan itu, karena di dalam video itu terlihat kecil dan tidak jelas gambarnya.

Namun, adanya fenomena tersebut menurutnya dari logika sederhana patut diduga bahwa di tempat itu banyak serangga lain yang jadi mangsa atau pakan laba-laba antara lain kumbang, jangkrik, belalang, ngengat dan kecoa.

"Atau di habitat lama atau habitat laba-laba sebelumnya, entah di mana, mangsa atau pakan laba-laba tersebut sudah punah atau habis," imbuhnya.

Menurutnya, setiap ada fenomena alam atau satwa liar yang aneh patut diduga antara lain adalah akibat dari ketidakseimbangan ekosistem.

Ketidakseimbangan yang dimaksud itu bisa karena pemangsa atau predator yang terlalu banyak atau over populasi atau terlalu sedikit atau hampir punah.

"Bisa juga sebaliknya, karena mangsanya yang terlalu banyak atau terlalu sedikit atau hampir punah. Untuk fenomena laba-laba ini, kemungkinan bisa juga satwa pemangsa laba-laba jenis burung tertentu, antara lain burung hantu yang sudah terlalu sedikit atau punah dan hampir punah," ujarnya. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami