search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ringankan Beban Krama dan Lestarikan Adat, Desa Adat Asak Konsisten Gelar Upacara Ngaben Massal
Jumat, 23 Agustus 2024, 23:06 WITA Follow
image

beritabali/ist/ Ringankan Beban Krama dan Lestarikan Adat, Desa Adat Asak Konsisten Gelar Upacara Ngaben Massal.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Desa Adat Asak di Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, kembali menggelar upacara Karya Pitra Yadnya, meliputi Ngaben, Mejong, dan Ngeroras Massal pada tahun 2024. 

Kegiatan ini merupakan upaya untuk meringankan beban masyarakat dan mempertahankan adat istiadat yang telah diwariskan oleh leluhur.

Upacara Ngaben Massal ini merupakan kedua kalinya dilaksanakan dalam lima tahun terakhir. Tahun ini, kegiatan ini melibatkan tiga Banjar Dinas dan dua Banjar Adat dengan total lebih dari 800 kepala keluarga (KK). Rangkaian upacara dimulai pada 20 Agustus dan berlangsung hingga 23 Agustus 2024.

Kelian Desa Adat Asak, I Wayan Segara, menjelaskan bahwa tujuan dari upacara ini adalah untuk meringankan beban masyarakat dan menjaga adat serta budaya yang ada. 

“Kami berkomitmen untuk terus mempertahankan adat dan budaya agar dapat dilestarikan hingga ke depannya,” ujar I Wayan Segara.

Selama upacara, sebanyak 137 sawa (upacara penyucian) dan 83 ngelungah (ritual pemujaan) dilakukan. Prosesi dimulai pada malam 20 Agustus dengan Mungkah Tumpang Salu, Narpana, Meras Cucu, dan Mapetik. Kemudian, pada 21 Agustus, dilanjutkan dengan prosesi Narpana.

Ketua Panitia Upacara Ngaben Massal, Ketut Suta, mengungkapkan bahwa persiapan untuk upacara ini dimulai dua bulan lalu, dengan satu bulan di antaranya digunakan untuk mempersiapkan Banten (perlengkapan upacara). Beberapa Banten dibeli, sementara yang lainnya dibuat oleh masyarakat desa.

“Persiapan hanya memakan waktu beberapa bulan. Kami mengalokasikan dana sekitar Rp3.500.000 per KK untuk melinggih dan 83 peserta mengikuti ngelungah,” terang Ketut Suta.

Dia juga menyampaikan harapannya agar pelaksanaan upacara ke depan dapat berlangsung lebih baik. “Kami berharap masyarakat dapat bersatu untuk membangun dan mempertahankan adat ini dengan kokoh. Jika terdapat kekurangan, akan kami lengkapi di kemudian hari,” tambahnya.

Dengan pelaksanaan Ngaben Massal ini, Desa Adat Asak menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya Bali, sekaligus membantu meringankan beban ekonomi bagi masyarakat desa.

Editor: Robby

Reporter: bbn/adv



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami