Festival PAUD Inklusif Wujudkan Kesetaraan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Provinsi Bali melalui Komisioner Made Ariasa memberikan dukungan penuh terhadap berbagai kegiatan yang memberikan kesempatan yang sama bagi Anak dengan Kemampuan Berbeda atau Kebutuhan Khusus (ABK) dalam memperoleh hak perlindungan pendidikan.
Ia menyampaikan bahwa kegiatan seperti Festival PAUD Inklusif di Kabupaten Gianyar yang baru pertama kali diselenggarakan ini sangat penting untuk mengimplementasikan Undang-Undang Sistem Pendidikan dan Undang-Undang Perlindungan Anak, yang menegaskan bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang sama tanpa terkecuali.
Festival PAUD Inklusif ini melibatkan anak-anak PAUD/TK dengan berbagai keterbatasan, baik itu dalam aspek mental, intelektual, maupun fisik, dari yang ringan hingga cukup berat. Berbagai lomba seperti mewarnai gambar, membuat karya seni dari plastisin, dan memasang puzzle buah diadakan untuk memberikan wadah ekspresi bagi anak-anak ini.
Kegiatan lomba tersebut didampingi oleh orang tua atau keluarga, dengan tujuan untuk melatih kemandirian anak serta membangun rasa percaya diri. Hal ini memungkinkan anak-anak dengan keterbatasan untuk terus berkembang dan mengalami peningkatan dalam aspek Sosial-Emosional (SQ), Kecerdasan Emosional (AQ), dan Kecerdasan Intelektual (IQ), meski tidak sama dengan anak-anak tanpa kekurangan.
Selain lomba, acara ini juga dibuka dengan pertunjukan seni budaya, yang mencakup tari tradisional dan modern serta musik baleganjur, yang melibatkan anak ABK. Penampilan ini menunjukkan keunikan dan kreativitas anak-anak ABK, yang meskipun memiliki keterbatasan, tetap semangat untuk berpartisipasi bersama anak-anak lainnya. Hal ini merupakan refleksi dari prinsip pendidikan inklusif yang menekankan pada kesetaraan dan partisipasi aktif semua anak.
Berbagai suasana mewarnai festival ini, dengan ada anak yang ceria dan aktif, sementara lainnya cenderung lebih diam atau bahkan menangis karena ketakutan. Semua itu merupakan bagian dari proses pembelajaran dan perkembangan anak dalam lingkungan yang inklusif.
"Selain itu, untuk mendalami lebih dalam tentang pendidikan inklusif, acara ini juga menyelenggarakan sesi edukasi dan dialog mengenai berbagai upaya strategis dalam mendukung pendidikan dan pengasuhan anak-anak berkebutuhan khusus," jelas komisioner asal Desa Mas, Kecamatan Ubud, Gianyar itu.
Pentingnya wadah kegiatan inklusif di semua jenjang pendidikan harus terus diwujudkan dengan gotong royong antara berbagai pihak.
"Hal ini bertujuan untuk meringankan beban orang tua atau keluarga anak ABK, sambil memberi mereka kesempatan untuk melihat masa depan yang lebih baik," ujarnya.
Dengan memberikan ruang yang adil untuk semua anak, kita berharap dapat menciptakan generasi penerus yang kuat, mandiri, dan memiliki cita-cita yang setara dengan anak-anak lainnya.
Editor: Robby
Reporter: bbn/gnr