search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
TPA Linggasana di Karangasem Resmi Operasikan Insinerator Rp4 Miliar
Jumat, 10 Januari 2025, 21:41 WITA Follow
image

beritabali/ist/TPA Linggasana di Karangasem Resmi Operasikan Insinerator Rp4 Miliar.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Setelah serangkain uji coba, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karangasem akhirnya resmikan pengoperasian pengelolaan sampah berbasis teknologi di TPA Linggasana, Desa Bhuanagiri, Kecamatan Bebandem, Karangasem pada Jumat (10/1/2025). 

Ada dua komponen yang mulai dioperasikan DLH, diantaranya mesin pemilah sampah (GIBRIG) dan mesin pembakaran sampah tanpa asap Insinerator senilai Rp4 miliar.

Acara peresmian dihadiri langsung oleh Bupati Karangasem, I Gede Dana didampingi Kadis DLH, I Nyoman Tari. Selain itu juga hadir pencipta Insinerator, Prabowo Suprapto beserta Komisaris PT. Dodika Prabsco Resik Abadi, Karina Prabowo Sanger selaku rekanan pengadaan alat tersebut. 

Peresmian ditandai dengan prosesi pemotongan pita oleh Bupati Gede Dana dan uji coba mesin pemilah sampah (GIBRIG) dan mesin insinerator, yang disaksikan oleh para tamu undangan. Teknologi baru ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengolahan sampah, mengurangi volume limbah, dan memperpanjang usia pakai TPA Linggasana.

“Sampah adalah tanggung jawab kita masing-masing. Mari mulai memilah sampah sejak dari rumah. Kebiasaan ini akan membantu mengurangi beban pengolahan di TPA dan mendukung terwujudnya lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan,” kata Bupati Gede Dana.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karangasem, Drs. I Nyoman Tari mengungkapkan, mesin insinerator ini bisa menjadi salah satu opsi untuk menjawab persoalan sampah yang selama ini terjadi di Kabupaten Karangasem.

"Insinerator ini sudah diterapkan di Kabupaten Badung, sebelumnya kita sempat studi kesana, alat ini mampu membakar sekitar 10 sampai 15 ton sampah setiap harinya," ujar Tari sebelumnya. 

Di lain pihak, untuk cara kerja incinerator sendiri cukup simpel, sampah tinggal dimasukkan secara langsung kedalam tabung pembakaran yang suhu didalamnya mencapai 1.200 derajat celcius.

Hanya butuh waktu sekitar 1 jam, sampah sudah berubah menjadi abu. Abu ini nantinya juga bisa dimanfaatkan menjadi paping atau batako. Selama proses pembakaran, insinerator juga tidak menghasilkan asap tebal karena sudah ada sistem air di dalamnya yang menyaring debu dan asap.

"Kita juga lakukan uji emisi serta memberikan pelatihan selama 3 bulan sehingga pekerja bisa paham cara kerja dari mesin ini begitu juga ketika terjadi masalah ringan agar bisa langsung diperbaiki," kata Karina. 

Dengan adanya insinerator ini diharapkan menjadi kunci dari persoalan sampah yang selama ini terjadi di Karangasem. Apalagi volume sampah di TPA Butus juga hampir overload. Kemungkinan hanya bertahan kurag dari satu tahun. Pihak DLH juga berharap kedepan bisa mengadakan incinerator ini bila perlu dibuatkan satu disetiap kecamatan untuk mengatasi masalah sampah.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/krs



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami