Identitas Jasad di Pancasari Terungkap
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BULELENG.
Polres Buleleng melalui Unit Identifikasi Satuan Reskrim Polres Buleleng berhasil mengungkap identitas mayat yang ditemukan di hutan lindung pada pinggir Jalan Singaraja Denpasar dengan mengunakan Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis).
Usai dievakuasi dan dibawa Ambulance PMI Buleleng, Tim Inafis Polres Buleleng melakukan identifikasi langsung di ruang Instalasi Kedokteran Forensik RSUD Buleleng, hasilnya data korban ditemukan tercatat sebagai Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat sesuai dengan e-KTP.
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polres Buleleng, AKP I Gede Darma Diatmika menyebutkan, identifikasi dilakukan menggunakan alat Inafis Portable System yang terhubung dengan Server Pusidentifikasi dan data e-KTP, sehingga dari hasil Iidentifikasi didapat hasil dengan beberapa kandidat.
“Kemudian hasil rekam Sidik jari pada blanko AK-23 dibandingkan dengan data sidik jari e-KTP kandidat skor tertinggi, dari hasil perbandingan kedua data Sidik jari tersebut dapat disimpulkan identik dengan identitas, I Pande Gede Putra P,” beber AKP Darma Diatmika.
Meski beralamat di Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi Jawa Barat, polisi juga mengkonfirmasi keluarga korban yang berasal dari Gianyar, sebab korban merupakan kelahiran di Gianyar.
"Kemudian saat ini Sat Reskrim Polres Buleleng melakukan penyelidikan dan salah satu keluarga dari korban tersebut (sepupunya) membenarkan bahwa identitasnya sesuai E-KTP identik. hari ini pihak keluarga dari Gianyar mengecek ke Singaraja,” ujar AKP Darma Diatmika.
Meski telah memastikan identitas korban dan juga dibenarkan oleh pihak keluarga yang berada di Gianyar, polisi sendiri belum memastikan penyebab kematiannya sehingga langkah-langkah penyelidikan dan penyidikan masih harus dilakukan secara mendalam.
Sebelumnya, mayat tanpa identitas tersebut pertama kali ditemukan Nengah Luyada (45) warga Dusun Wirabuana, Desa Gitgit. Saat itu, Luyada hendak memberikan makan pisang untuk kera yang ada disana, namun saat itu sejumlah kera bersuara keras hingga Nengah Luyada merasa ada keanehan.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/bul