Perempuan Bali diajak untuk lebih berani mengambil ruang dalam politik guna menghadapi dominasi laki-laki dalam pengambilan keputusan.

Ajakan ini disampaikan oleh Anggota Bawaslu Provinsi Bali, Ketut Ariyani, dalam Talk Show Keperempuanan yang diselenggarakan oleh Korps HMI-Wati (Kohati) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Singaraja di STAH Mpu Kuturan Singaraja, Sabtu (22/2/2025).

Dalam acara bertajuk “Perspektif Memberi Cinta pada Diri Sendiri (Self-Love): Menghargai Diri di Tengah Paradigma Sosial,” Ariyani menegaskan bahwa self-love adalah fondasi utama bagi perempuan untuk mengembangkan diri dan berkontribusi dalam dunia politik.

“Ketika perempuan menyadari nilai dirinya, mereka akan lebih percaya diri dalam mengambil keputusan, termasuk dalam dunia politik yang masih didominasi laki-laki,” ujarnya.

Self-Love sebagai Kunci Keterlibatan Politik
Ariyani menjelaskan bahwa self-love tidak sekadar mencintai diri sendiri, tetapi juga bentuk penghargaan terhadap kapasitas dan potensi perempuan.

Menurutnya, perempuan yang memiliki kesadaran diri yang kuat akan lebih siap menghadapi tekanan sosial, stereotip, serta berbagai tantangan dalam dunia politik.

“Self-love mengajarkan kita untuk menghargai suara sendiri, berani berbicara di ruang pengambilan keputusan, serta tidak takut melawan ketidakadilan. Ini adalah bentuk perlindungan diri sekaligus pemberdayaan,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya keterlibatan perempuan dalam politik untuk menciptakan kebijakan yang lebih inklusif dan adil. Tanpa keterwakilan perempuan, banyak kebijakan tidak akan sepenuhnya mencerminkan kepentingan kaum perempuan.

Melawan Stereotip dan Tantangan Politik

Ketua Bawaslu Bali periode 2018-2023 ini juga mengakui bahwa perempuan yang terjun ke dunia politik kerap menghadapi stereotip gender, tekanan sosial, hingga serangan personal. Oleh karena itu, mental yang kuat serta dukungan komunitas yang sehat sangat dibutuhkan.

“Sering kali perempuan dianggap kurang kompeten dalam politik. Ini adalah tantangan yang harus kita lawan dengan menunjukkan kapabilitas kita. Jangan biarkan tekanan sosial dan kritik pribadi menghalangi langkah kita untuk berkontribusi,” tegasnya.

Langkah Nyata Berpartisipasi dalam Politik
Ariyani membagikan beberapa langkah konkret bagi perempuan yang ingin lebih aktif dalam politik. Menurutnya, menjadi pemilih cerdas adalah langkah awal yang dapat dilakukan. Selain itu, bergabung dengan organisasi sosial-politik dan mencalonkan diri dalam pemilihan umum juga menjadi aksi nyata dalam memperjuangkan hak perempuan.

“Kita bisa mulai dari hal sederhana, seperti berdiskusi dalam forum publik, menyuarakan aspirasi melalui media sosial, atau bahkan mendidik sesama perempuan agar lebih melek politik,” ungkapnya.

Di akhir sesi, Ketut Ariyani mengajak seluruh peserta untuk tidak takut terlibat dalam politik dan terus memperjuangkan hak-hak perempuan.

“Perempuan yang mencintai dirinya adalah perempuan yang berani bersuara dan bertindak untuk kebaikan bersama. Jangan takut untuk terlibat, karena perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil,” pungkasnya.

Talk show ini sukses memicu diskusi interaktif, dengan banyak peserta yang menyampaikan pertanyaan dan pandangan mengenai tantangan perempuan di dunia politik. Melalui kegiatan semacam ini, Kohati HMI Singaraja berharap semakin banyak perempuan sadar akan peran strategisnya dalam membangun demokrasi yang lebih inklusif.