Tradisi Ngerebong di Kesiman, Warisan Sakral Bali yang Tetap Hidup
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Ngerebong merupakan sebuah pangilen (upacara adat) yang dilaksanakan di Pura Agung Petilan, Desa Adat Kesiman, Denpasar.
Tradisi ini dipercaya sebagai upaya untuk menciptakan keseimbangan dunia, sekaligus sebagai warisan budaya yang telah dipatenkan sejak tahun 1937.
Ngerebong sejatinya telah berlangsung jauh sebelum dipatenkan, dengan skala lebih kecil di wilayah Kerajaan atau Puri Kesiman. Upacara ini menjadi bagian penting dari rangkaian tradisi adat yang diwariskan turun-temurun.
Salah satu tokoh masyarakat sekaligus budayawan Desa Kesiman, I Gede Anom Ranuara menjelaskan, terdapat beberapa rangkaian upacara yang berkaitan erat dengan pelaksanaan Ngerebong.
“Yakni Ngerebek yang dilaksanakan pada Umanis Galungan, dilanjutkan dengan Pamendakan Agung pada Paing Kuningan, dan terakhir adalah Ngerebong,” ujar Anom Ranuara.
Tradisi ini melibatkan semua Mangku Pepatih, yaitu pemuka adat yang dulunya tersebar di wilayah Kesiman, yang kala itu diyakini mencakup wilayah hingga Desa Sanur dan Pemogan.
“Jadi, yang tangkil ke Pura Agung Petilan saat pelaksanaan pangerebongan adalah Sesuhunan yang merupakan warih Puri Kesiman,” sambungnya.
Keunikan Ngerebong terletak pada ritual Keris, Ngurek (menusukkan keris ke tubuh saat dalam kondisi trance), serta penjor-penjor megah yang menghiasi pelaksanaan upacara. Dalam prosesi ini, sejumlah pamedek mengalami trance (kasurupan) dan dengan berani menusukkan keris ke tubuh mereka, bahkan ke area sekitar mata sebagai bentuk persembahan spiritual.
Upacara ini tak hanya sebagai sarana ritual religius, tetapi juga penanda kuatnya budaya dan nilai kearifan lokal yang masih lestari di Kota Denpasar hingga saat ini.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/maw