Ular Piton, Desa Pancasari, dan Everglades Florida
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Warga di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng, diresahkan dengan maraknya kemunculan ular piton berukuran besar di sekitar kawasan Danau Buyan. Hingga kini, jumlah ular yang ditemukan warga telah mencapai 28 ekor.
Menurut warga setempat kemunculan ular piton ini sudah terjadi selama dua minggu terakhir. Panjang ular rata-rata mencapai dua meter, dan banyak ditemukan tersangkut di jaring milik nelayan di sekitar Danau Buyan.
ular-ular tersebut diduga berasal dari perbukitan yang jaraknya sekitar 1,5 kilometer dari lokasi danau. Akibat kemunculan ular ini, warga yang biasanya memancing dan mencari ikan di sekitar danau menjadi waspada dan takut.
Perbekel Desa Pancasari membenarkan bahwa dalam dua pekan terakhir ular piton memang kerap ditemukan di sekitar Danau Buyan.
Ia mengaku kaget karena belum pernah ada ular piton sebesar itu di wilayahnya
Terkait fenomena ini Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali memastikan tidak pernah melakukan pelepasliaran ular di lokasi tersebut.
Menurut BKSDA, Danau Buyan merupakan area publik dan destinasi wisata yang berdekatan dengan pemukiman warga, sehingga mustahil dijadikan lokasi pelepasliaran satwa liar seperti ular.
Danau Buyan, menurut BKSDA, sejatinya merupakan habitat alami ular piton. Hal ini terbukti dengan sering ditemukannya kulit ular di kawasan tersebut.
Masih menurut BKSDA, Meningkatnya jumlah ular piton di sekitar danau Buyan dipicu oleh berkurangnya predator ular alami seperti burung elang akibat perburuan liar dan alih fungsi hutan di sekitarnya.
Ular Piton di Everglades
Masalah ular piton ini tentu tidak bisa dianggap remeh, atau dibiarkan tanpa penanganan yang baik, apalagi dianggap sebagai hal yang "biase biase gen"
Berdasarkan catatan Ketut Katos, fenomena ular piton ini pernah sangat mengganggu dan merepotkan warga dan pemerintah di Everglades, yang terletak di bagian selatan negara bagian Florida, Amerika Serikat.
Kemunculan Ular piton Burma di lokasi tersebut kemudian menjadi masalah serius. Ular Piton Burma merupakan spesies invasif yang menjadi masalah besar di Everglades, Florida. Mereka membahayakan satwa liar asli dengan memangsa berbagai jenis hewan, termasuk mamalia, burung, dan reptil. Ular piton Burma di Everglades menjadi ancaman serius bagi keseimbangan ekosistem.
Ekosistem Everglades menderita karena kelebihan populasi ular piton jenis Burma, spesies yang bukan asli Florida Selatan. Spesies ini membunuh satwa liar asli.
Gubernur Florida kemudian mengumumkan dimulainya Lomba Mencari Ular Piton di Taman Nasional Everglades. Perburuan piton berhadiah uang ini berlangsung selama sepuluh hari.
Lomba itu dimaksudkan untuk melindungi satwa liar asli dan menyatukan komunitas setempat.
Ular piton Burma berkembang biak di Taman Nasional Everglades Florida. Ular ini dapat mencapai panjang hingga lima meter dan merusak ekosistem taman yang rapuh ketika hewan itu berburu burung, mamalia kecil, dan bahkan buaya.
Ular piton Burma diperkirakan datang ke Florida pada pertengahan tahun 1990-an, sebagai hewan peliharaan. Kemudian dari tahun 1996 hingga 2006, ada sekitar 99.000 ular piton dibawa ke Amerika Serikat untuk dijual sebagai hewan peliharaan. Di antaranya telah melarikan diri ke alam liar. Di mana, hewan-hewan besar seperti rusa dan bahkan buaya pun jadi mangsanya.
Belajar dari Kasus Everglades
Belajar dari kasus ular piton di Everglades Florida, masalah Ular piton di Desa pancasari tentu tidak bisa dianggap sepele. Ini perlu penanganan serius. Ular piton berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar) dan seekor ular betina dapat menghasilkan banyak telur dalam sekali perkembangbiakan.
Ular piton di Everglades, khususnya piton Burma, berkembang biak dengan bertelur (ovipar). Ular betina dapat menghasilkan hingga 100 telur dalam sekali bertelur.
Baca juga:
Nenek di Sulsel Tewas Ditelan Ular Piton
Populasi ular piton yang tidak terkendali tentu berpotensi memunculkan masalah bagi warga Desa Pancasari dan sekitarnya. Kemunculan ular yang tidak terkendali dan membahayakan akan mengganggu aktivitas petani, nelayan di danau dan aktivitas wisata di sekitar Danau Buyan. Wisatawan tentu takut berwisata ke kawasan yang banyak ularnya.
Hal lain yang lebih penting adalah memelihara ekosistem dengan cara merawat hutan sekitarnya dengan baik dan menjaga kelestarian predator alami ular yakni burung elang.
Jika semua dilakukan dengan baik dengan dukungan semua pihak, niscaya persoalan ular piton ini akan dapat diatasi dengan baik, tidak seperti di everglades florida. ( Kerobokan 7 juli 2025)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/opn